KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dengan kombinasi antara ‘metode sejarah’ dan pengetahuannya tentang Yahudi,<br />
Kristen, Helenisme, dan Islam, Wensinck menunjukkan evolusi doktrin-doktrin Islam.<br />
Mekanisme kritik Wensinck terhadap hadis adalah dengan cara menghadapkan hadis<br />
dengan data-data sejarah dari berbagai tradisi agama Semit. Untuk contoh sederhana,<br />
Wensinck menyodorkan tiga riwayat hadis tentang pengkafanan jenazah.<br />
Menurut Wensinck, ketiga hadis tersebut mereflesikan evolusi tiga tradisi<br />
pemakaman. Riwayat pertama sesuai dengan tradisi atau cara kaum Semit kuno dalam<br />
membungkus jenazah sebanyak pakaian yang biasa dipakai si mayat semasa hidupnya.<br />
Riwayat kedua boleh jadi menunjukkan telah masuknya pengaruh doktrin Yahudi<br />
tentang kegemaran memilih jumlah ganjil dalam persoalan-persoalan ritual. Sedangkan<br />
riwayat ketiga mereflesikan pengaruh doktrin-doktrin Kristen Syiria. 262<br />
Gagasan Penyusunan Indeks Hadis<br />
Dalam konteks al-Qur’an, indeks yaitu daftar kata yang terdapat dalam ayat-ayat suci al-<br />
Qur’an yang disertai kutipan naskah berupa penggalan ayat yang mengandung kata itu<br />
dan dilengkapi dengan keterangan nomor surat serta nomor ayatnya.<br />
Dalam konteks literatur hadis indeks bisa memiliki arti yang lebih kompleks.<br />
Karena, indeks hadis, karena luas dan banyaknya literatur, memiliki berbagai corak dan<br />
metode. Tetapi, secara sempit dan sederhana, pengertian indeks dapat dirumuskan<br />
sebagai buku yang memuat daftar kata, subjek hadis-hadis yang terdapat dalam<br />
berbagai kitab hadis yang disertai kutipan naskah berupa penggalan matn (teks) hadis<br />
yang mengandung kata itu dan dilengkapi keterangan nama kitab (dalam arti bagian),<br />
nama atau nomor bab serta nomor hadisnya. Dua definisi yang terakhir ini, dalam<br />
konteks al- Qur’an dan hadis. Istilah lain yang sama dengan indeks dengan arti<br />
tersebut adalah korkondansi, 263 kata Inggris, concordance.<br />
Penyusunan konkordansi dan indeks hadis merupakan agenda utama Wensinck<br />
dalam kajian dan penelitian ilamologi. Dalam bidang ini jasa besar beliau dalam<br />
mengembangkan kajian hadis lebih dikenal di dunia barat maupun Islam. Wensinck<br />
telah menghabiskan hampir seluruh waktu hidupnya untuk mewujudkan gagasan ini.<br />
hasil jerih payahnya ini membuahkan dua buah karya besar, yaitu A Handbook of Early<br />
Muhammadan Tradition: Alphabetically Arranged yang kemudian diterjemahkan ke<br />
dalam bahasa Arab dengan judul Miftah kunuz as-Sunnah dan al-Mu’jam al-Mufahras li<br />
Alfazh al-Hadits an-Nabawi, yang dikerjakan secara missal bersama para ilmuan lainnya.<br />
Gagasan penyusunan al-Mu’jam al-Mufahras ini pertama kali dicetuskan oleh<br />
Wensinck sendiri pada tahun 1916. 264 Ide ini lahir dilatari oleh kendala yang kerap<br />
262<br />
Wensinck, “The Importance of…” The Moslem World, hal. 245. Namun sayang, Wensinck tidak menyebutkan riwayat-riwayat hadis<br />
tersebut.<br />
263<br />
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘konkordasi’ berarti (1) daftar alfabetis kata [pokok dari sebuah buku atau karya seorang<br />
penulis dengan konteks terdekat], dan (2) daftar kata yang disusun secara alfabetis dalam Alkitab (kitab suci) disertai dengan keterangan<br />
halaman buku dan kutipan naskah yang mengandung kata itu, indeks. Lih. Tim Penyusun Kamus Besar, hal. 456.<br />
264<br />
Dalam hal ini, Prof. Witkam menyebut Wensinck sebagai “Shahib al-Mubadarah ila Masyru’ wadh’ al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-<br />
Hadis an-Nabawi”. Jan Just Witkam, “Masyru’ Ta’lif al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis an-Nabawi: ‘Ardh Tarikhi’ dalam pengantar al-<br />
Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadis an-Nabawi, (Leiden, E. J. Brill, 1987), vol. VIII, bag ز.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 127