04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

pada diri sendiri yang kuat serta dorongan spiritual yang tinggi terhadap<br />

lingkungannya. Motivasi sesungguhnya dari seruan itu adalah pengaruh<br />

ajaran agama Yahudi dan Kristen (terhadap dirinya)...” (Mohamadenism, p<br />

43)<br />

Setelah berkecimpung dalam soal-soal Islam selama puluhan tahun, kelihatannya<br />

Hurgronje masih tetap mendukung pendapat dan jalan pikiran orang-orang terdahulu<br />

dari padanya. Bahkan tuduhan palsu yang ditujukan oleh orang kafir Quraisy terhadap<br />

pribadi Nabi selama ribuan tahun sebelumnya masih tetap disokongnya. Perhatikanlah<br />

kata-katanya di bawah ini:<br />

But as soon as we try to give a positive name to this negative quality then<br />

we do the same at the heathens of Mecca, who were violently awakened by<br />

this thundering prophecies. He is nothing but one posses-sed a poet, a<br />

soothsayer, a sorcerer, they said whether we say with the European<br />

biographers “impostor” or with the modern ones put “epileptic”, or<br />

“hysteric”, in its place”, makes little difference. (Mohamadenism, p 43)<br />

Baginya, apa pun cacian yang dilemparkan oleh orang kafir Mekkah terhadap<br />

Muhammad seperti penyair, tukang tenung dan sebagainya, atau pembohong, epilepsi<br />

dan hysteria sebagai yang dituduhkan orientalis terdahulu, semuanya itu adalah wajar<br />

dan dapat diterima. Pendek kata, Muhammad tidak dapat diakui sebagai Nabi yang<br />

sesungguhnya. Menurut logika Hurgronje, karena Nabi Muhammad datang setelah Nabi<br />

Musa dan Isa, maka dia haruslah membawa dan menyebarkan kembali ajaran-ajaran<br />

mereka. Islam tidak ada artinya kecuali dengan membawa serta ajaran-ajaran Kristen<br />

dan Yahudi, seperti dikatakannya, “Yet, the influence of Christianity upon Mohammed’s<br />

vocation was very great, without the Christian idea of the final scene of human history of<br />

the Ressurection of the Dead and the Last Judgment, Mohammad’s mission have no<br />

meaning... (Mohamadenism, p 33).<br />

Di antara idea dan ajaran Kristen yang diambil oleh Nabi Muhammad, menurut<br />

Hurgronje, adalah mengenai kebangkitan setelah mati serta pembalasan di Hari Akhir.<br />

Tanpa kedua hal ini, katanya, ajaran Islam tidak ada artinya. Jadi, menurut Hurgronje,<br />

kalau Muhammad ingin sukses dengan seruan kenabiannya, maka ia harus menjadi<br />

missionary Kristen atau Yahudi kepada orang-orang Mekkah (...he might have become a<br />

missionary of Judaism or of Christianity to the Meccans--- Mohamadenism, p 34-35)<br />

Kalau kita lihat statement Hurgronje di atas, maka kita kan berkesimpulan bahwa<br />

ternyata Hurgronje kurang adil dalam menilai masalah. Seperti katanya, Islam tidak ada<br />

artinya kalau tidak mengambil ajaran-ajaran Kristen mengenai hari kebangkitan dan<br />

hari pembalasan. Sebagaimana kita kenal dalam Islam bahwa beriman kepada keesaan<br />

Allah yang Maha Agung adalah merupakan tiang utama dan urat tunggang dari<br />

kepercayaan seorang Muslim sedangkan lima rukun iman lainnya haruslah bersumber<br />

dan berhubungan erat dengan yang pertama. Percaya kepada keesaan Allah tanpa<br />

embel-embel adalah masalah utama yang dapat perhatian dalam theo-logy Islam.<br />

Persoalan keesaan Allah itu kurang mendapat perhatian yang sewajarnya dalam alam<br />

pikiran Hurgronje, kalau tidak akan dikatakan tidak mendapat tempat sama sekali. Yang<br />

menjadi sorotan Hurgronje adalah pribadi Nabi Muhammad dan sincerity-nya beliau<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 170

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!