KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Mufahras fi Alfaz al-Hadis an-Nabawi). Wensinck juga pernah menjabat sebagai<br />
sekretaris Goeje Foundation dan, bahkan, pada 1928, menjabat rektor Universitas<br />
Leiden.<br />
Pada tahun-tahun terakhirnya, Wensinck mencurahkan perhatiannya pada<br />
penelitian tentang Perjanjian Baru dalam latar belakang bahasa Agama dan aktif terlibat<br />
sebagai anggota dalam kegiatan liturgy Gereja Protestan Belanda pada 1939, beberapa<br />
saat sebelum meninggal. Setelah sekian lama menderita sakit, akhirnya Wensinck<br />
meninggal dunia pada 19 September 1939, dalam usia 57 tahun.<br />
Pemikiran Arent Jan Wensinck<br />
Karena pembahasan kali ini adalah mengenai studi hadis, kami akan mencoba<br />
menggambarkan pemikiran seorang orientalis bernama Arent Jan Wensinck dalam<br />
memandang hadis. Menurut Wensinck, urgensi studi hadis terletak pada fungsinya<br />
sebagai alat untuk memahami Islam dan kaum Muslim dengan lebih mudah bagi orang<br />
yang – boleh jadi karena memiliki kepentingan-kepentingan tertentu – harus tinggal di<br />
Negara-negara Islam atau yang berpenduduk muslim. Orang yang memiliki pengetahuan<br />
luas tentang hadis akan lebih mudah memahami Islam dan kaum muslim. Selain itu bagi<br />
Wensinck sendiri, sebagai seorang sarjana pengkaji sejarah Islam, fungsi hadis sebagai<br />
sumber utama sejarah Islam sangat penting. Kekayaan informasi yang dikandung hadis<br />
akan sangat berguna bagi para sejarawan yang akan meneliti dan menulis sejarah Islam.<br />
Oleh karena itu, kajian hadis sama pentingnya bagi orang yang akan tinggal di Negaranegara<br />
Islam maupun bagi para pengkaji sejarah Islam. 250<br />
Persoalan pertama tentang hadis yang menarik perhatian Wensinck adalah<br />
persoalan yang menyangkut bahwa apakah matan hadis berasal dari dalam ajaran Islam<br />
sendiri atau dari pengaruh berbagai unsur, ajaran, dan tradisi di luar Islam. Dan,<br />
menurut Wensinck, sebagian hadis (untuk tidak menyebutkan semua) tidak otentik<br />
karena ia berasal dan diambil dari berbagai ajaran dan tradisi di luar Islam, yakni<br />
utamanya, Yahudi dan Kristen. Doktrin-doktrin Kristen telah menyusup secara besarbesaran<br />
ke dalam perkataan Nabi Muhammad saw. Tidak hanya ajaran-ajaran Kristen,<br />
hampir seluruh ajaran Yudaisme, terutama ajaran tentang eskatologi dan kosmologinya,<br />
telah merasuki hadis. Salah satu bukti dalam hal ini adalah bahwa Ka’b al-Akhbar,<br />
seorang Muslim yang sebelumnya beragama Yahudi, telah meriwayatkan cerita-cerita<br />
dan legenda-legenda yang terkandung dalam Perjanjian Lama (israiliyyat) ke dalam<br />
hadis. Bahkan, lebih jauh Wensinck menambahkan bahwa Helenisme, terutama<br />
gnostisisme dan neoplatonismenya, juga telah merembes masuk ke dalam hadis. 251<br />
Hadis adalah wadah di mana hukum yang dipinjam dari Yahudi dan Romawi, etika dan<br />
asketika dari Kristen, budaya, filsafat dan sosial dari Yunani, tertuang. Wensinck<br />
250<br />
A.J.Wensinck, “The Importance of Tradition for Study of Islam”, The Moslem World, 11, 1921, hal.245. dikutip dari skripsi Ipad Badru<br />
yang berjudul “Studi Hadis dalam Kesarjanaan Barat”.<br />
251<br />
Wensinck, “The Importance of…” The Moslem World, hal.243 dikutip dari skripsi Ipad Badru yang berjudul “Studi Hadis dalam<br />
Kesarjanaan Barat”.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 124