04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Juynboll. 30 Selain itu, ada pula yang melakukan penelitiannya melalui analisis yang<br />

bersifat antropologis melalui pendekatan partisipatif seperti Snouck Hurgronje dan<br />

penghayatan mistik yang dilakukan Massignon. Kesemuanya menandai aneka ragam<br />

pendekatan yang dipakai dalam mengkaji masalah-masalah yang terkait dengan al-<br />

Qur’an dan hadis, serta bidang-bidang kajian Islam secara umum.<br />

Di sini, selain analisis kritik, para orientalis tidak jarang juga menggunakan<br />

metode komparasi antar agama (comparative religion) sebagai sebuah wahana yang<br />

dapat mendekatkan objek yang diteliti dengan dirinya melalui agama yang dianutnya<br />

sendiri. Hal ini menjadi upaya pemahaman dan penghayatan tersendiri, meski beberapa<br />

kalangan orientalis lama terjebak pada bentuk-bentuk apologi dan polemik, namun di<br />

masa-masa belakangan sudah lebih netral dengan semakin kendurnya hegemoni negara<br />

dan gereja yang sebelumnya mengarahkan tujuan-tujuan pengkajian masalah ketimuran<br />

bagi kepentingan kolonisasi dan imperialisme. Adanya aneka ragam metodologi dan<br />

pendekatan yang dipakai dan ditawarkan dalam penelitian bangsa-bangsa Eropa<br />

terhadap aspek-aspek kajian Islam inilah yang menandai arti penting upaya mereka<br />

dalam mengembangkan orientalisme atau kajian-kajian atas masalah ketimuran,<br />

termasuk Islam di dalamnya. Pemahaman terhadap aspek metodologis ini menjadi<br />

penting sebagai dasar dalam menilai gagasan yang dikemukakan, termasuk pula dalam<br />

memahami latar belakang dan alasan yang memunculkan signifikansi kajian yang<br />

dilakukan.<br />

Skeptisime yang dianut sebagian besar orientalis Barat dalam mengkaji Islam<br />

menjadi landasan utama bagi lahirnya kritik dan perbandingan yang mengembangkan<br />

kajian Islam di berbagai universitas Barat. Mereka tidak sungkan memberikan kritik<br />

atau perbandingan yang terkadang berat sebelah lantaran mereka berposisi sebagai<br />

outsider. Pandangan mereka sebagai non-muslim pada taraf tertentu diperlukan dalam<br />

mengidentifikasi apakah dalam pandangan kalangan internal sarjana muslim sendiri<br />

terdapat kelemahan metodologis, atau bahkan bersifat “koruptif” atau “manipulatif”<br />

seperti tercermin dalam begitu banyak ikhtilaf antar madzhab. Di sini, pandangan luar<br />

diperlukan dalam menjembatani hasil otokritik yang kadang tak mampu menjangkau<br />

kedalaman pikiran sendiri. Untuk itu, sikap hati-hati diperlukan dalam mencerna<br />

pengetahuan yang dihasilkan dari karya-karya orientalis agar tidak terjebak pada<br />

kondisi ekstrem dengan menelan begitu saja atau menolak mentah-mentah informasi<br />

yang disampaikan. Diperlukan bekal wawasan yang memadai untuk bisa melihat dengan<br />

bijak fenomena munculnya sebuah gagasan, dari metode yang dipakai dan motivasi yang<br />

melatar-belakanginya. Dari situ kita bisa menimbang sikap yang akan kita berikan. Jika<br />

hasil ijtihad seorang muslim saja tidak bisa menegasikan ijtihad yang dilakukan muslim<br />

lain, apalagi pandangan yang berasal dari kelompok outsider yang lahir dari beragam<br />

motif dan latar belakang. Dari sini, kearifan kita sendirilah yang akan menuntun kita<br />

untuk bisa menerima atau justru menolak pandangan yang dikemukakan oleh kalangan<br />

orientalis tentang al-Qur’an dan hadis, tanpa perlu merasa tersinggung secara personal.<br />

Jika kaum muslimin percaya akan kebenaran Islam, maka percayalah kalau Allah akan<br />

selalu meninggikan posisi mereka. Islam sudah tinggi, dan tidak akan tersaingi<br />

30 Sedikit catatan tentang GHA Juynboll, metode yang ia lakukan mengikutsertakan eksplorasi metode idiosinkretik dalam mengungkap asal<br />

usul sanad hadis, sebagai pelaku yang bertanggungjawab menyandarkan otoritas pernyataan yang disampaikannya kepada Nabi.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 31

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!