KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Dalam hal ini harus ditelusuri sejarah kedua agama tersebut di daerah Arab. Pada<br />
prinsipnya, yang terpenting agama Yahudi masuk wilayah selatan Arab ketika pedagang<br />
masuk daerah tersebut. Sedangkan agama Kristen sudah ada sejak 3 M dengan pusat<br />
pengaruh di Syiria dan Yaman Selatan. Adapun di Makkah, agama tersebut dianut secara<br />
individu, bukan kelompok. Sebelum Islam datang, umat Islam menganggap agama yang<br />
dipeluk penduduk Arab dengan sebutan Jahiliyyah. Pada waktu itu kepercayaannya<br />
kepada berhala.<br />
Kaitannya dengan hal di atas, al-Qur’an mempunyai jalinan yang erat dengan<br />
agama sebelumnya yang mempunyai latar belakang historis. Fazlurrahman<br />
mengungkapkan, untuk mendapatkan latar belakang historis harus dicari dalam tradisi<br />
Arab sendiri bukan pada tradisi Yahudi atau Kristen. Dari hal ini akan tampak bahwa al-<br />
Qur’an tetap transenden tapi disesuaikan dengan masyarakat waktu itu dan mempunyai<br />
segi universal.<br />
Kritik lain datang dari Issa J. Boullata ketika meresensi karya Wansbrough. Isa<br />
mempertanyakan keabsahan metode dan bahan-bahannya yang selektif. Bahkan seluruh<br />
peresensi Wansbrough telah menolak secara keras metode dan berbagai tesisnya,<br />
kecuali Josep Van Ess yang memandang metodenya itu mungkin bermanfaat. Meskipun<br />
demikian, Van Ess tetap tidak dapat menerima tesis-tesis Wansbrough. 183 Sementara<br />
Fazlur Rahan adalah salah satu kritikus muslim yang gencar menyerang pemikiran John<br />
Wansbrough. Ia menganggap hasil yang dilakukan tidak memiliki bukti yang tegas dan<br />
bagi Rahman untuk mengetahui al-Qur’an haruslah dicari dalam al-Qur’an sendiri.<br />
Dalam kajiannya, ia menganggap bahwa kajian John Wansbrough mengancam masa<br />
depan orientalisme dan bertentangan dengan prasangka dogmatic kaum muslimin.<br />
John Wansbrough melakukan perubahan istilah Islam dengan ungkapan<br />
pemakaian asing yaitu pada hal prinsip-prinsip penafsiran. Dalam Qur’anic Studiesnya,<br />
ia membagi prinsip-prinsip penafsiran dengan istilah principles of exegesis; tasiran<br />
Masoreti (Masoretic Exegesis), penafsiran Haggadi (haggadic exegesis),<br />
Deutungsbedurftigkeit, penafsiran Halaki (halakhic exegesis) dan retorika dan<br />
perumpamaan (Rhetoric and allegory). 184<br />
Motivasi John Wansbrough<br />
Secara umum, orientalis dapat dibagi –dari tinjauan pandangan dan hasil penelitian<br />
mereka- menjadi dua kelompok besar. 185 Pertama, melakukan penelitian secara objektifilmiah.<br />
Mereka ini ada yang berhasil menemukan kebenaran, bahkan menganut ajaran<br />
Islam, dan ada juga yang kendati telah bersikap objektif namun gagal menemukan<br />
kebenaran akibat keterbatasan pengetahuan atau penggunaan kacamata yang keliru. 186<br />
Kedua, melakukan penelitian secara subjektif sehingga hasil yang mereka peroleh<br />
tidak benar. Kelompok inipun dapat dibagi dua bagian, yang pertama hasil seluruh<br />
183 Taufik Adnan Amal, Rekontruksi Sejarah al-Qur’an, hlm. 296<br />
184 Mustafa A’zami, The History of The Qur’anic Text, From Revelation to Compilation, h. 340<br />
185 Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an II, hlm. 364.<br />
186 Ibid.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 97