04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

tetapi, sepertinya permasalahannya bukan di situ. Bukan berarti penerimaan model<br />

isnad ala common link menggoyahkan teori keadilan sahabat, karena common link<br />

sendiri tidak berbicara mengenai personalitas sahabat. Dalam common link, pusat<br />

perhatian adalah pada tabi’in, dan sahabat hanya sebagai ‘korban’, yang namanya tibatiba<br />

diambil sebagai penguat legalitas. Sepertinya Komaruddin Amin keliru memahami<br />

maksud Juynboll di sini.<br />

Lantas, mengapa Junyboll membahas personalitas sahabat ini? Jawabannya<br />

hanyalah dengan membalikkan premis yang disampaikan Komaruddin Amin di atas.<br />

Bukan common link yang berpengaruh kepada teori keadilan kolektif sahabat, melainkan<br />

evolusi dictum collective ta’dil disampaikan oleh Juynboll guna memperkuat eksistensi<br />

teori common link-nya. Sebagaimana diungkap di muka, Juynboll menyatakan bahwa<br />

claim keadilan kolektif sahabat merupakan kreasi ulama abad ketiga Hijriah. Model ini<br />

sejajar dengan pertumbuhan isnad yang ditawarkan Juynboll sebelumnya.<br />

Pada sisi lain, indikasi yang mengarahkan kepada indoktrinasi, sebagaimana<br />

disampaikan di muka, menjawab anomali yang diisyaratkan oleh Juynboll. Masuknya<br />

dimensi keadilan sahabat ini ke dalam spektrum iman dalam ajaran Islam—dimana<br />

kritikusnya dipandang negatif—merupakan kelanjutan dari kreasi diktum ini. Dengan<br />

indoktrinasi tersebut, diktum ini dengan cepat berkembang, dan dengan perkembangan<br />

tersebut, para sahabat, dan Abu Hurayrah tentu saja, terjamin keadilannya. Jika mereka<br />

telah dinilai adil, maka claim back projection menjadi lebih tahan banting.<br />

Kesimpulan<br />

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan beberapa poin:<br />

1. Muhaddis tradisional meyakini bahwa seluruh sahabat adil, dan oleh karenanya tidak<br />

diperlukan kritik terhadap mereka. Pemahaman ini cenderung tumbuh secara<br />

teologis.<br />

2. Juynboll mengemukakan bahwa dictum semua sahabat adil berevolusi, dan baru<br />

menemukan bentuknya pada abad ketiga Hijriah.<br />

3. Juynboll mengaitkan kelahiran dan perkembangan evolutif ini tidak bisa dilepaskan<br />

dari kontroversi seputar Abu Hurayrah<br />

4. Juynboll membahas keadilan sahabat demi memperkuat teori common link-nya.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 158

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!