KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

Recommendations

Info

óó óΟß ó ßß ßγn nn n=ö öö ö6s ss s% ÓÓ Ó§ΡÎ Ó ÎÎ Î) ££ £⎺å £ åå åκ÷ ÷÷ ÷ZÏ ÏÏ Ïϑô ôô ôÜt tt tƒ óó óΟs ó ss s9 ÅÅ Å∃ö Å öö ö ©© ©Ü9$ © $$ $# ∩∈∇∪ ∩∈∉∪ AA Aβ! A !! !%y yy y` ŸŸ Ÿωu Ÿ uu uρ ãã ãβ%y ã yy y`ö öö ö yy yϑø y øø ø9$ $$ $#u uu uρ ßß ßNθè ß èè è%$u uu u‹ø øø ßß ßN≡u ß uu u ÅÅ ÅÇ≈s Å ss ££ £⎺æ £ ææ æη¯ ¯¯ ¯Ρr rr r(x xx x. ££ £⎺Í £ ÍÍ Íκ ÏÏ ÏùÏ Wansbrough merujuk pada pandangan Zamakhsyari bahwa gambaran versi B tidak sebagus versi A, dan mendesak bahwa versi A merupakan elaborasi versi B dengan memanfaatkan instrumen retorik dan tambahan tafsir. Selanjutnya, ia menyimpulkan bahwa kedua versi itu merupakan dua tradisi berbeda yang dimasukkan ke dalam teks definitive al-Qur’an. Pada tahun 1977, John Wansbrough menerapkan literary/source criticism dan form criticism kedalam studi ala al-Qur’an. Wansbrough berpendapat kanoninasi teks al- Qur’an terbentuk pada akhir abad ke-2 Hijriah. Oleh sebab itu, semua hadis yang menyatakan tentang himpunan al-Qur’an harus dianggap sebagai informasi yang tidak dapat dipercaya secara historis. Semua informasi itu adalah fiktif yang memiliki maksud-maksud tertentu. Semua informasi tersebut mungkin dibuat oleh para fuqaha’ untuk menjelaskan doktrin-doktrin syariah yang tidak ditemukan di dalam teks atau mengikut model periwayatan teks orisinal Pantekosta dan Kanonisasi Kitab Suci Ibrani. Menurut Wansbrough, untuk menyimpulkan teks yang diterima dan selama ini diyakini oleh kaum muslimin sebenarnya adalah fiksi yang belakangan direkayasa oleh kaum Muslimin sendiri. Teks al-Qur’an baru menjadi baku setelah tahun 800 M. 179 Ia mengatakan bahwa pengulangan mengenai gambaran monoteistik Yahudi dan Kristen yang ditemukan di dalam al-Qur’an mengarahkan Wansbrough untuk mengatakan bahwa agama Islam adalah bentuk mutasi dari sekte asli Yahudi-Kristen yang berupaya berkembang di Arabia, dan bukan semata-mata sebuah hasil dari difusi cultural. 180 179 Adnin Armas, Republika, 01 April 2005 180 Anwar Syarifuddin, “Review Kajian Orientalis” http://anwarsy.wordpress.com ø9$ $$ $# ∩∉⊃∪ ßß ß⎺≈| ß || |¡ô ôô ômM MM M}$ $$ $# āā āωÎ ā ÎÎ Î) ÇÇ Ç⎺≈| Ç || |¡ô ôô ômM MM M}$ $$ $# ââ â! â !! !#t tt t“y yy y_ öö ö≅y ö yy yδ s% ∩∠⊄∪ ÏÏ ÏΘ$u Ï uu u‹Ï ÏÏ Ïƒø øø ø:$ $$ $# ’Î ÎÎ Îû ÔÔ ÔN≡u Ô uu u‘θÝ ÝÝ ÝÁø øø ø)¨ ¨¨ ÖÖ Ö‘θã Ö ãã ãm ∩∠⊆∪ AA Aβ! A !! !%y yy y` ŸŸ Ÿωu Ÿ uu uρ öö öΝß ö ßß ßγn nn n=ö öö ö6s ss s% ÓÓ Ó§ΡÎ Ó ÎÎ Î) ££ £⎺å £ åå åκ÷ ÷÷ ÷ZÏ ÏÏ Ïϑô ôô ôÜt tt tƒ óó óΟs ó ss s9 ∩∠∉∪ 55 5β$| 5 || |¡Ï ÏÏ Ïm AA Ad dd d“Ì A ÌÌ Ì ss s)ö s öö ö7t tt tãu uu uρ 99 99 ôô ôØä ô ää äz Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 94 ¨Β >> >∃t > tt t øø øùu ø uu u‘ 44 4’n 4 nn n?t tt tã t⎦⎫Ï ÏÏ Ï↔Å ÅÅ Å3− −− −Gã ãã ãΒ
Pendekatan yang digunakan Wansbrough Hasil kajian yang dilakukan Wansbrough dalam menganalisis ayat-ayat al-Qur’an berkesimpulan bahwa ada keterpengaruhan Yahudi-Kristen. Kajian-kajian tersebut telah dimuat oleh John Wansbrough dalam bukunya Qur’anic Studies. Dalam melakukan kajiannya, ia menggunakan analisis-historis, sebagaimana yang banyak dilakukan juga oleh para orientails yang lain, dan literary analysis. Pendekatan historis yang dilakukan oleh John Wansbrough dalam kaitannya dengan isi al-Qur’an menunjukkan bahwa dalam al-Qur’an terdapat adanya kesamaan dengan kitab sebelumnya. Oleh karena itu John Wansbrough mengatakan al-Qur’an dipengaruhi oleh agama atau tradisi sebelumnya, Yahudi dan Kristen. Dalam hal ini, Andrew Rippin juga mengungkap akan metode ini ketika menganalisis tulisan John Wansbrough. John Wansbrough memandang dalam sejarah Islam tidak ada catatan awal sejarah Islam, rekaman sejarah Islam baru mulai ada setelah generasi sesudahnya (sahabat). Dilihat dari dasar metodologisnya, John Wansbrough di dalam tulisannya mengajukan pertanyaan yang penting sekali dan tidak bisa dipergunakan dalam studi Islam yaitu “what is the evidence?” Mengenai evidensi tersebut, Andrew Rippin mengatakan, “Pendekatan yang dilakukan oleh John Wansbrough, adalah skeptisisme, ketika menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai ketidakpercayaan atas sumber-sumber Islam. Pandangan ini sama dengan John Burton yang memandang bahwa ada kontradiksi dalam sumber muslim tentang pengumpulan al-Qur’an”. Poin metodologis dalam karya Wansbrough adalah untuk mempertanyakan pertanyaan penting yang biasanya tidak disinggung dalam studi Islam: apa buktinya. Bukti apa yang kita miliki yang menunjukkan akurasi historis mengenai kebenaran penjelasan tradisional bahwa al-Qur’an dikompilasi pada waktu tidak lama setelah wafatnya Nabi? Menurut Wansbrough, sumber-sumber non-Islam yang awal membuktikan bahwa keberadaan al-Qur’an dapat dilacak pada awal abad kedua Hijriah. Bahkan sumber-sumber Islam yang awal sendiri, menurut Wansbrough, mengindikasikan bahwa teks al-Qur’an belum ditetapkan secara total hingga awal abad ketiga. Karena itu, ia mengajukan empat postulat historis: (1) tidak terdapat alasan untuk mengasumsikan historitas sumber-sumber tertulis Islam awal dalam bentuk apapun termasuk al-Qur’an sebelum abad ketiga; (2) konsekuensinya, sumber-sumber tersebut tidak bisa dijadikan sebagai basis bagi sejarah asal-usul Islam; (3) sebaliknya, sumber-sumber itu merepresentasikan suautu prroyeksi ke belakang “teks-teks Hijazi” yang sebenarnya berkembang di luar jazirah Arabia, utamanya Irak; (4) kunci untuk memahaminya Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 95
Page 1 and 2:
Kajian Orientalis Terhadap al-Qur
Page 3 and 4:
Daftar Isi Daftar Isi 3 Kata Pengan
Page 5 and 6:
Kata Pengantar Bismillahirrahmanirr
Page 7 and 8:
sepenuhnya hasil dari “penyampaia
Page 9 and 10:
teks al-Qur’an, terutama ketika m
Page 11 and 12:
Namun, seiring dengan berjalannya w
Page 13 and 14:
PENDAHULUAN Kajian Orientalis terha
Page 15 and 16:
Al-Qur’an dan Hadis dalam Kajian
Page 17 and 18:
keikutsertaan para sejarawan, seper
Page 19 and 20:
William St. Clair Tisdall (1859-192
Page 21 and 22:
dalam al-Qur’an mengarahkan Wansb
Page 23 and 24:
Stefan Wild, 21 dan masih banyak la
Page 25 and 26:
Kontribusi utama Schacht dalam kaji
Page 27 and 28:
penyandang dana bagi sebuah penelit
Page 29 and 30:
sungkan menegaskan ketidak-setujuan
Page 31 and 32:
Juynboll. 30 Selain itu, ada pula y
Page 33 and 34:
Bagian Pertama BARAT DAN KRITIK SEJ
Page 35 and 36:
Abraham braham Geiger: Antara Wisse
Page 37 and 38:
Sacrificial worship "was not merely
Page 39 and 40:
Sejarah al-Quran dalam Pandangan Th
Page 41 and 42:
Motivasinya Tawaran hadiah sebesar
Page 43 and 44: generasi pertama adalah Silvestre D
Page 45 and 46: Arthur Jeffery dan Kajian Sejarah T
Page 47 and 48: Muqoddimah Kitab al-Mabani wa Muqod
Page 49 and 50: Pemikiran tentang al- Qur’an Jeff
Page 51 and 52: sebagaimana praktek para salafi. Pa
Page 53 and 54: edisi kritis ini, tidak lain adalah
Page 55 and 56: pandangan William Mongomery Watt te
Page 57 and 58: Selain itu, Taufik juga menampilkan
Page 59 and 60: Kritik W.Montgomery Watt atas Penga
Page 61 and 62: Menurut Watt, dari sekian pandangan
Page 63 and 64: Bagian Kedua BARAT DAN METODOLOGI P
Page 65 and 66: Ignaz Goldziher dan Tipologi Tafsir
Page 67 and 68: otentitasnya, namun isu klasik yang
Page 69 and 70: Meskipun bukti-bukti yang ditemukan
Page 71 and 72: hidup dan berpikir yang tradisional
Page 73 and 74: Hans Jansen dan Kajian Tafsir Moder
Page 75 and 76: sejumlah tafsir Al-Quran modern mau
Page 77 and 78: gambaran yang jelas mengenai perkem
Page 79 and 80: piawai dalam menguraikan teori este
Page 81 and 82: Aspek Metodologis Kata Kunci Pada
Page 83 and 84: Maurice Bucaille dan “Tafsir Ilmi
Page 85 and 86: dan dia mendapat dana dari timur te
Page 87 and 88: sementara itu al-Qur’an menyebutk
Page 89 and 90: Lain halnya al-Qur’an yang tugasn
Page 91 and 92: John Wansbrough dan Metodologi Pena
Page 93: yang diungkapkan Wansbrough selain
Page 97 and 98: Dalam hal ini harus ditelusuri seja
Page 99 and 100: Sikap terhadap Pemikiran John Wansb
Page 101 and 102: Biografi John Wansbrough John Wansb
Page 103 and 104: Pemikirannya dalam mendalami Islam
Page 105 and 106: Andrew Rippin dan Kajian Kritik Sas
Page 107 and 108: dengannya adalah sesuai dengan situ
Page 109 and 110: Bagian Ketiga BARAT DAN SKEPTISISME
Page 111 and 112: Ignaz Goldziher dan Otentisitas Had
Page 113 and 114: hadits yang bercecer yang mereka ni
Page 115 and 116: yang merajalela di mana-mana, dan k
Page 117 and 118: Lima tahun kemudian, Goldziher menu
Page 119 and 120: dilakukan oleh agama-agama terdahul
Page 121 and 122: dengan al-Qur’an, sebab berdasark
Page 123 and 124: Arent Jan Wensinck dan Studi Hadis
Page 125 and 126: menyebut hadis sebagai the monument
Page 127 and 128: Dengan kombinasi antara ‘metode s
Page 129 and 130: kolonialisme. Dengan kata lain inte
Page 131 and 132: Kritik atas ‘Proyek Kritik Hadis
Page 133 and 134: Bernard Lewis menyebut metode Schac
Page 135 and 136: Kritik Sanad dalam Teori Projecting
Page 137 and 138: Kritik terhadap Teori-teori Kritik
Page 139 and 140: Back. Di lain sisi, data-data yang
Page 141 and 142: pembahasan Abû Hurairah yang termu
Page 143 and 144: Peran Gautier Juynboll dalam Meneli
Page 145 and 146:
studi hadits dan teori common link
Page 147 and 148:
Muhammad Latif, pendekatan historis
Page 149 and 150:
lebih akurat. 337 Dalam hal ini Mot
Page 151 and 152:
Collective Ta’dil of the Companio
Page 153 and 154:
dikutip, sebagaimana juga disampaik
Page 155 and 156:
meriwayatkan banyak hadits seperti
Page 157 and 158:
Dalam beberapa kasus, kata Juynboll
Page 159 and 160:
Memposisikan Jalur Periwayatan Nafi
Page 161 and 162:
1. Kesejarahan tokoh Nafi' Di dalam
Page 163 and 164:
persoalan yang menyangkut guru-guru
Page 165 and 166:
Bagian Keempat AL-QUR’AN DAN HADI
Page 167 and 168:
Snouck Hurgronje dan Peran Ganda Or
Page 169 and 170:
3. Pengaruh Teori Evolusi Darwin Se
Page 171 and 172:
dalam menyebarkan agamanya. Menurut
Page 173 and 174:
Di Batavia, Snouck bekerja sebagai
Page 175 and 176:
Pemikiran Philip Khuri Hitti tentan
Page 177 and 178:
Pemikiran Philip tentang al-Qur`an
Page 179 and 180:
Islamnya, tapi lebih banyak melihat
Page 181 and 182:
Perkembangan kebudayaan diungkapkan
Page 183 and 184:
Islam. Mata kuliah di bidang ini (s
Page 185 and 186:
Titik Temu Islam-Kristen dalam Pand
Page 187 and 188:
Pemikiran Watt tentang Titik temu I
Page 189 and 190:
Ironinya para pengikut tiap agama i
Page 191 and 192:
erikhtiar untuk tetap mengisolasi,
Page 193 and 194:
didapatkan pada agama-agama yang be
Page 195 and 196:
“orientalisme”, dalam konteks k
Page 197 and 198:
sifat-karaksteristik dan antagonist
Page 199 and 200:
ersama-sama. Akan sangat membantu u
Page 201 and 202:
Timur. Selain itu, peradaban terseb
Page 203 and 204:
memunculkan perubahan komunikasi da
Page 205 and 206:
satu negara muslim yang secara form
Page 207 and 208:
Daftar Pustaka Buku dan Artikel Abd
Page 209 and 210:
Boullata, Issa J. Ed (1992), An Ant
Page 211 and 212:
Ghurab, Ahmad Abd al-Hamid. Menying
Page 213 and 214:
-------, (1999) The Authenticity of
Page 215 and 216:
Pickthall, Mohammed Marmaduke (1930
Page 217 and 218:
Shihab, Umar (2005). Kontekstual al
Page 219 and 220:
Zarkasy Badruddin Muhammad ibn Abdu
show all

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?