04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pembahasan Abû Hurairah yang termuat dalam Musnad Ahmad.<br />

b. ‘Abd Razzâq (211 H/ 826 M) juga telah diketahui oleh umum bahwa ia adalah salah satu<br />

guru dari Ahmad bin Hanbal. Dan ‘Abd Razzâq juga memiliki kumpulan tulisan hadis<br />

yang dinamakan al-Mushannaf. Uniknya lagi, redaksi periwayatannya juga menggunakan<br />

redaksi Haddatsanâ. Dan dalam Mushannafnya itu, hadis di atas juga ada dalam jilid 10,<br />

halaman 388, nomor hadis 19445.<br />

c. Ma’mar (153 H/ 770 M) juga telah disebutkan oleh para Muhadditsîn bahwa ia adalah<br />

salah satu guru dari ‘Abd Razzâq. Salah satu karya tulisnya adalah Kitâb al-Jâmi’.<br />

Walaupun kitab tersebut sudah tidak ada lagi dalam bentuknya yang utuh, akan tetapi<br />

hadis-hadis yang terdapat di dalamnya sudah tersimpan dengan baik dalam kitab-kitab<br />

hadis lainnya. Salah satunya adalah dalam Mushannaf karya ‘Abd Razzaq, di mana dalam<br />

Mushannaf ‘Abd Razzâq, terdapat satu bab khusus yang berjudul kitab al-Jâmi’ yang<br />

secara umum periwayatan hadis dalam bab tersebut berasal dari Ma’mar.<br />

d. Hammâm bin Munabbih (131 H/ 748 M), pakar ilmu Rijâl al-Hadîts – termasuk Imam al-<br />

Bukhari - mengatakan bahwa Ma’mar adalah murid dari Hammâm bin Munabbih.<br />

Hammâm terkenal di kalangan Muhaddîtsin memiliki koleksi hadis yang diberi nama<br />

Shahîfah. Hadis-hadis yang ditulis oleh Hammam yang terdapat dalam Shahîfah tersebut<br />

digunakan oleh Ma’mar untuk menyusun Kitâb al-Jâmi’.<br />

e. Abû Hurairah (59 H/ 678 M), seorang sahabat Rasulullah saw. Yang paling banyak<br />

meriwayatkan hadis. Beliau adalah guru dari Hammâm, yang ternyata shahîfah yang<br />

dimiliki oleh Hammâm adalah salah satu dari beberapa Shahîfah milik Abu Hurairah. 309<br />

Khatimah<br />

Gagasan Schacht tentang hadis, baik sanad maupun matan, bertumpu pada<br />

pandangannya tentang pertumbuhan hukum Islam (fikih). Hal ini bisa dilihat dalam<br />

salah satu artikelnya yang berjudul “Re-evaluation of Islamic Tradition.” Schacht menilai<br />

bahwa kajian hukum Islam adalah bidang kajian yang baik untuk menguji kriteria<br />

objektif sebagai sebuah pendekatan kritik terhadap hadis. Sehingga teori Projecting<br />

Back-nya meneguhkan bahwa semakin lengkap sanad sebuah hadis, maka semakin<br />

belakangan hadis tersebut diciptakan. 310<br />

Dari uraian di atas, setidaknya ada beberapa hal yang bisa penulis simpulkan.<br />

Pertama, kritik yang dilancarkan oleh orientalis-orientalis, khususnya Joseph Schacht<br />

adalah bukan hal baru, karena ia – sebagaimana pengakuannya- hanyalah penyambung<br />

ide dari gagasan-gagasan Ignaz Goldziher dan Margoliouth. 311 Kedua, disadari atau tidak<br />

bahwa tradisi periwayatan hadis pada masa Rasulullah saw. telah diriwayatkan dalam<br />

bentuk lisan dan tulisan. Hal ini setidaknya menepis asumsi-asumsi orientalis yang<br />

mengatakan bahwa tradisi periwayatan hadis pada abad pertama Hijriah hanya melalui<br />

transmisi oral yang riskan akan terjadinya pemalsuan dan penyimpangan dalam<br />

periwayatan. Ketiga, Kritik atau apologi sarjana-sarjana Muslim atas kritik hadis Joseph<br />

Schacht belum paripurna, karena sebagaimana yang telah disinggung di atas bahwa<br />

309 Ugi Suharto, “Peranan Tulisan dalam Periwayatan Hadis” (Jurnal Islamia, Tahun I, No. 2) 2004.<br />

310 Schacht, A Revaluation of Islamic Tradition, file didownload dari http://answering-Islam.org/Books/Schacht/revaluation.html diakses<br />

senin 14 Desember 2011.<br />

311 Schacht, The Origins, h. 8<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 141

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!