04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

nurani penganutnya ditemukan di dalamnya, bahwa suatu organisasi kemasyarakatan<br />

harus didirikan. Jadi “al-Qur’an adalah tuntunan ibadah dan tatanan sosial”.<br />

Dan mengingat kenyataan bahwa perhatian masyarakat harus diarahkan pada<br />

ibadah pada Tuhan dan tatanan sosial, dan bukan misalnya pada sejarah penemuan<br />

wahyunya itu sendiri, maka tidak ada tanggal turunnya wahyu di malam Qadar, yang<br />

ada tercatat hanyalah bulannya 117. Begitu juga rincian sejarah lainnya yang dipandang<br />

kurang relevan, kecuali memberikan laporan mengenai al-Qur’an untuk kegunaan<br />

pentahapan jika dihubungkan dengan sejarah.<br />

Kemudian yang menjadi perhatian Baljon adalah pada cerita dalam al-Qur’an<br />

yang pemaparannya muncul lebih dari sekali, khususnya hendak menggambarkan<br />

bagaimana cerita-cerita distilisasikan kemudian. Maka cerita-cerita itu tampil dalam<br />

konteks dan situasi pristiwanya beragam saat dibaca atau digelar ualang. Sebagai<br />

contoh, ada dua versi yang berbeda mengenai dongeng tentang nabi Luth yang dikutip,<br />

yakni QS 15: 61 dan QS 11: 79. Dalam Surat 11, Nabi Luth berbicara dengan kaumnya<br />

sebelum ia mengerti bahwa tamu-tamunya adalah utusan Tuhannya . Dalam Surat 15<br />

sepenuhnya tidak tampil kejadian tersebut, hanya diceritakan bahwa pembicaraan Nabi<br />

Luth dengan orang-orang tersebut terjadi stelah pembritahuan tentang kedudukan<br />

malaikat. Hal ini tidaklah logis karena jika demikian maka nabi Luth, tidak perlu takut<br />

diganggu oleh mereka dan juga tidak perlu menawarkan anak perempuannya.<br />

Metodologi dan Tujuan Penulisan<br />

Pendekatan yang digunakan oleh Baljon dalam bukunya Tafsir Qur’an Muslim<br />

Modern menurut pemakalah adalah pendekatan sejarah atau biasa disebut historical<br />

approuch atau historical criticsm. Maksud pendekatan ini adalah mengkaji sejarah secara<br />

kritis. Fokus kajiannya hanya pada teks (written document).<br />

Sebagaimana tertulis dalam bukunya Tafsir Qur’an Muslim Modern, J.M.S. Baljon<br />

mengungkapkan tujuan penulisan karyanya yaitu sasaran ganda yang hendak diarahkan<br />

melalui uraian tafsir al-Qur’an, di satu pihak bertujuan memberikan informasi kepada<br />

para pembaca Barat mengenai salah satu cabang utama ilmu pengetahuan Muslim.<br />

Sebagai hasilnya, di lain pihak kelihatannya penilaian mereka atas tafsir ini dianggap<br />

modern, dibandingkan dengan yang sebelumnya mereka miliki. Dalam bukunya Baljon<br />

juga mengungkapkan motivasi dalam penulisan ini adalah kelanjutan dan pelengkap bab<br />

terahir (Der Islamische Modernimus und Seine Koranuslegung) dari karya I. Goldziher<br />

menegnai tafsir al-Qur’an. 118<br />

117 Muh. Djafar Shah Phulwari dalam Thaqafat Labore, Juni 1958, hlm 45.<br />

118 J.M.S Baljon, Tafsir Qur’an Muslim Modern, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991, vii.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 72

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!