04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

yang telah mendapatkan “garansi” akan keterpeliharaannya, sebagaimana firman Allah<br />

Swt dalam ayatnya yang berbunyi: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an,<br />

dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” 222 Maka secara normatiftheologis,<br />

hadis tidak mendapatkan “garansi” akan keterpeliharaannya dari Allah Swt.<br />

Ignaz Goldziher, sebagai orientalis yang kritis, tak lupa menyoroti point ini<br />

dengan menganggap negatif keberadaan hadis. Walaupun dia dikenal lebih skeptis dari<br />

pada Alois Sprenger (kritikus hadis pertama kali) dengan karyanya “Uber Das<br />

Traditionsweser Bei Dai Arabern“(1856) 223 dan Sir William Munir dengan karyanya Life<br />

of Mahomet, 224 namun dalam beberapa hal, Goldziher mampu memberikan penilaian<br />

ataupun celaan seputar eksistensi dan validitas hadis tersebut.<br />

Dalam bukunya, Muslim Studies, Ignaz Goldziher memaparkan tentang<br />

pemeliharaan hadis tertulis (kitabat al-hadis) secara umum. Dia mengatakan bahwa<br />

kaum Muslimin klasik telah beranggapan bahwa hadis adalah ajaran lisan yang<br />

penulisannya dipandang tidak perlu, lain halnya dengan al-Qur’an, yang menurut<br />

Goldziher, penulisannya wajib dilakukan. Beberapa catatan atau pandangan Goldziher<br />

tentang hal ini adalah sebagai berikut :<br />

Pertama, Goldziher menganggap bahwa hadis merupakan produk kreasi kaum<br />

muslimin belakangan, karena kodifikasi hadis baru terjadi setelah beberapa abad dari<br />

masa hidup Nabi. 225 Lebih lanjut dia mengatakan bahwa hadis yang membolehkan<br />

penulisan (proses pengkodifikasian) lebih banyak dari pada pelarangan hadis yang lebih<br />

mengandalkan pada hafalan. Goldziher mengemukakan data yang mengindikasikan<br />

adanya penulisan hadis melalui periwayatan Abu Hurairah, “Tidak ada seorang pun<br />

yang hafal lebih banyak hadis selain aku, namun Abdullah Bin ‘Ash telah menuliskannya,<br />

sedangkan aku tidak.” Satu fenomena lagi yang dijadikan justifikasi oleh Goldziher<br />

adalah bahwa Malik bin Anas pernah mengajar murid-muridnya dari teks-teks tertulis,<br />

sedangkan para pendengar menghafalnya dan kemudian Imam Malik mengoreksi dan<br />

menjelaskannya. Di samping itu, masih banyak lagi periwayatan-periwayatan yang<br />

dijadikan premis oleh Goldziher untuk menguatkan data tentang penulisan hadis ini. 226<br />

Pergulatan pemikiran (ghazwu al-fikri) yang berkisar pada wilayah boleh<br />

tidaknya penulisan hadis, merangsang Ignaz Goldziher untuk berkomentar, bahwasanya<br />

pelarangan itu merupakan akibat yang dibiaskan dari prasangka-prasangka yang<br />

muncul kemudian. Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-<br />

Khudri bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda: “Janganlah kamu menulis dariku kecuali<br />

al-Qur’an, dan barang siapa menuliskannya hendaknya dia menghapuskannya.” 227 Selain<br />

itu juga karena kekhawatiran akan mensakralkan tulisan, sehingga kata Goldziher,<br />

mereka lebih cenderung untuk tidak mengkoleksi catatan-catatan, sebagaimana yang<br />

222<br />

QS. al-Hijr (15): 9.<br />

223<br />

Ignaz Goldziher, Muslim Studies, terj. C.R. Barber dan S.M. Sterm (London: 1971), h. 181.<br />

224<br />

Daniel Brown, Islam Menyoal Relevansi Dalam Modern, terj. Jaziar Radianti dan Entin Sriani Muslim, Cet. I (Bandung: Mizan, 2000), h.<br />

111.<br />

225<br />

M.M. Azami, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya, terj. Ali Mustofa Yaquf (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 3. lihat pula dalam<br />

Sa’ad al-Murshafi, al-Mustasyriqun wa al-Sunnah (Kuwait: Maktabah al-Manar al-Islami kerja bareng Muassasah al-Rayyan), h. 37.<br />

226<br />

Ignaz Goldziher, Muslim Studies, terj. C.R. Barber dan S.M. Sterm (London: 1971), h. 183.<br />

227<br />

Ignaz Goldziher, Muslim Studies, terj. C.R. Barber dan S.M. Sterm (London: 1971), h. 183-184.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 118

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!