KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
3. Pengaruh Teori Evolusi Darwin<br />
Seorang peneliti Belanda kontemporer P.S. van Koningsveld, menjelaskan bahwa<br />
realitas budaya di negerinya juga membawa pengaruh besar terhadap sikap kejiwaan<br />
Snouck selanjutnya. Pada saat itu, para ahli perbandingan agama dan ahli sejarah sangat<br />
dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin. Hal ini membawa konsekuensi khusus dalam<br />
teori peradaban di kalangan cendikiawan Barat, bahwa peradaban Eropa dan Kristen<br />
adalah puncak peradaban dunia. Sementara, Islam yang datang belakangan, menurut<br />
mereka, dianggap sebagai upaya untuk memutus perkembangan peradaban Kristen ini.<br />
Bagi kalangan Nasrani, kenyataan ini dianggap hukuman atas dosa-dosa mereka.<br />
Ringkasnya, agama dan peradaban Eropa dianggap lebih tinggi dan lebih baik<br />
dibandingkan dengan agama dan peradaban Timur. Teori peradaban ini berpengaruh<br />
besar terhadap sikap dan pemikiran Snouck selanjutnya.<br />
Pandangan Snouck Hurgronje tentang Islam<br />
Penelitian dan kritik terhadap Tuhan sebagai pencipta alam semesta nampaknya tidak<br />
banyak menarik perhatian Hurgronje. Tetapi diskusi dan pandangannya terhadap<br />
pribadi Nabi Muhammad sebagai penerima wahyu dan Quran adalah satu dari sekian<br />
banyak hal yang paling banyak mendapat sorotannya. Begitu pun studi mengenai bahasa<br />
Arab, orang Islam, serta cara hidup mereka mendapat prioritas utama dalam pandangan<br />
Hurgronje. Dia sendiri mengakui terus terang bahwa mempelajari bahasa Arab dan<br />
kehidupan spiritual orang Islam merupakan satu cabang dari pengetahuan sejarah<br />
kemanusiaan yang paling penting. Misalnya dia mengatakan: L’etude de langue arabe et<br />
de la vie spirituelle don’t elle est devenue l’organe, est une branche tres importante de<br />
lascience de l’histoire humaine (L’ Arabie et les Indes Nederlandaises, p. 3).<br />
Dilihat kembali kepada pandangan orientalis terdahulu terhadap Nabi<br />
Muhammad nampaknya Hurgronje tidaklah dapat dikatakan bertambah maju. Kalau<br />
orientalis zaman pertengahan menganggap Nabi Muhammad itu bukanlah seorang Nabi<br />
yang sesungguhnya telah menerima wahyu, maka Hurgronje masih mempertahan teori<br />
itu pada abad ke-20 ini. Nampaknya dia tetap meragukan kerasulan Muhammad,<br />
menolak sehatnya pribadi beliau sebagai penerima wahyu, dan mempertanyakan<br />
tentang ketulusan dan kejujuran hati beliau untuk menyebarkan ajaran Islam.<br />
Muhammad yang datang belakangan dibandingkan dengan nabi-nabi yang lainnya,<br />
menurut dia hanya mencontoh dan meniru saja akan ajaran-ajaran agama terdahulu.<br />
Antara lain dia mengatakan: “There was no other way for the unlettered Prophet, whose<br />
belief in his mission was unshaken to overcome the difficulties entailed by his closer<br />
acquaintance with the tenest of other religions.” (Mohammadenism, p. 42).<br />
Menurut Hurgronje, tidak ada cara lain yang telah ditempuh oleh Nabi yang buta<br />
huruf (Muhammad) yang mempunyai keyakinan tak tergoyahkan terhadap misinya itu<br />
untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, kecuali dengan mengaitkan ajaranajarannya<br />
itu dengan ajaran agama lainnya. Menurut Hurgronje, setelah meneliti secara<br />
ilmiah dan mempelajari beberapa bahagian penting dari kehidupan pribadi Nabi,<br />
“...sebenarnya seruan Muhammad itu atas kerasulannya didorong oleh<br />
perasaan tidak puas semasa remajanya ditambah dengan kepercayaan<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 169