KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Al-Qur’an dan Hadis dalam Kajian<br />
Kesarjanaan Barat<br />
Mohammad Anwar Syarifuddin<br />
Kajian terhadap al-Qur’an dan hadis memang menarik bukan saja bagi sarjanasarjana<br />
Muslim sejak masa awal Islam, tetapi juga bagi kalangan orientalis. Kata<br />
orientalis di sini dipakai sejalan dengan definisi Robert D. Lee dalam bukunya<br />
Overcoming Tradition and Modernity yang merujuk arti semua sarjana non-muslim, baik<br />
Barat maupun Timur yang mempelajari dan meneliti persoalan ketimur-tengahan<br />
secara khusus atau keislaman secara umum (Lee, 1997: 12). Untuk itu, buku ini<br />
mengupas siapa saja yang telah memberikan kontribusi terhadap kajian al-Qur’an dan<br />
hadis secara khusus dalam iklim kesarjanaan Barat.<br />
Selain menguraikan materi atau tema-tema yang telah menarik perhatian para<br />
orientalis dalam mengkaji al-Qur’an dan hadis, buku ini juga akan mengulas motivasi<br />
yang melatarbelakangi alasan mereka melakukan kajian terhadap al-Qur’an dan hadis, di<br />
samping juga mengungkap metodologi yang mereka lakukan, serta sikap kita sebagai<br />
sarjana muslim dalam menerima atau menolak gagasan-gagasan mereka. Dengan<br />
mengulas kesemua persoalan di atas, tujuan dari penulisan buku ini adalah agar kita<br />
dapat mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari kontribusi yang disumbangkan<br />
oleh kesarjanaan Barat dalam mengkaji al-Qur’an dan hadis, khususnya bagi kemajuan<br />
umat Islam dan kemajuan studi Islam yang menandai kekayaan khazanah kajian<br />
terhadap kitab suci secara umum dan kajian antar-agama (inter-religious studies) yang<br />
berkembang dewasa ini.<br />
Kajian Barat terhadap al-Qur’an<br />
Untuk mengkaji apa yang sudah dilakukan oleh kesarjaan Barat terkait dengan<br />
kajian al-Qur’an, tulisan W. Montgomery Watt dalam Bell’s Introduction to the Qur’an bab<br />
ke-11 menarik untuk dicermati. Setidaknya, penulisnya telah memetakan kajian al-<br />
Qur’an di iklim kesarjanaan Barat hingga periode buku itu ditulis pada tahun 1970-an. Ia<br />
menegaskan bahwa perhatian para sarjana Eropa terhadap al-Qur’an telah dimulai sejak<br />
kunjungan Peter the Venerable, yang juga seorang paderi dari Cluny, ke Toledo pada<br />
pertengahan abad ke-12. Ia menaruh perhatian terhadap seluruh permasalahan tentang<br />
Islam, sehingga merasa perlu untuk mengumpulkan sekumpulan sarjana dan memberi<br />
mereka tugas untuk memproduksi serangkaian karya yang menjadi basis keilmuan bagi<br />
pertemuan intelektual dengan Islam. Beberapa karya yang dihasilkan dari upaya awal<br />
ini adalah sebuah terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Latin oleh seorang sarjana<br />
berkebangsaan Inggris Robert Ketton (yang namanya sering ditulis Robertus<br />
Retenensis) yang diselesaikan pada tahun 1143 (Watt 1970: 173). Hanya saja, menurut<br />
Watt, karya ini tidak pernah bisa mengangkat nilai penting kajian Islam, karena meski<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 15