KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pandangan W. Montgomery Watt<br />
Terhadap Sejarah Pengumpulan Teks al-<br />
Qur’an<br />
Ali Thaufan DS<br />
Ditengah perkembangan kajian keIslaman, literatur yang membahas mengenai<br />
ulum al-Qur’an (seputar ilmu al-Qur’an) tidak hanya ditulis oleh sarjana Muslim saja,<br />
tidak sedikit sarjana non Muslim pun tertarik untuk mengkajinya, atau mereka yang<br />
sering disebut orientalis. Salah satu yang menjadi kajian menarik yang ditulis oleh para<br />
orientalis adalah seputar sejarah al-Qur’an. Reaksi terhadap apa yang dihasilkan dari<br />
karya para orientalis pun sangat beragam, ada yang menolak, namun tidak sedikit yang<br />
“menerima” dengan pertimbangan sebagai hasil karya penelitian akademis.<br />
Adalah Syamsuddin Arif dalam karyanya “Orientalis dan Diabolisme Pemikiran”<br />
yang membeberkan keberatannya atas tulisan-tulisan orientalis terhadap studi<br />
keIslaman. Menurutnya ketidaklayakan hasil karya sebagian orientalis adalah ketika<br />
mereka mempertanyakan otentitas al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam. Lebih<br />
lanjut Syamsuddin juga menyebut sikap anti-Islam yang ditujukan pada sebagian<br />
kalangan orientalis, sehingga mereka “menyerang” al-Qur’an dan mempertanyakan<br />
kenabian Muhammad. Nama-nama seperti Gotthelf Bergstraser, Otto Pretzl dan Arthur<br />
Jeffery dianggap telah melakukan usaha-usaha untuk mengubah mushaf Usmani. 75<br />
Namun dalam kajian kesejarahan al-Qur’an hal ini bisa saja dijadikan sebuah kajian<br />
akademik. Kritik serta teori yang mereka digunakan pun bisa runtuh.<br />
Jika ditelusuri lebih jauh, penelitian terhadap al-Qur’an oleh sarjana Barat telah<br />
dilakukan sejak abad dua belas. Tesis ini diperkuat dengan adanya kunjungan Kaisar<br />
Peter Agung, yang juga seorang biarawan dari Cluny ke Toledo. Ia sangat tertarik untuk<br />
mengkaji Islam. Lalu dibentuklah tim dan menugasinya dalam penelitian untuk<br />
menghasilkan karya-karya akademik keIslaman. Sebagai bagian dari karya tersebut<br />
adalah seorang berkebangsaan Inggris bernama Robert –yang kemudian akrab dengan<br />
panggilan Robertus Retenensis- berhasil menerjemahkan al-Qur’an dalam bahasa latin<br />
tahun 1143. 76<br />
Tidak semua kalangan orientalis memiliki misi untuk menyerang Islam melalui<br />
kajian kritis terhadap al-Qur’an. Karena mereka juga meneliti dalam rangka kajian<br />
akademis. Sehingga, bagi penulis, tidak perlu ada kecemasan yang berlebihan dalam<br />
merespon tulisan dan hasil karya orientalis. Kritik yang mereka ajukan juga sangat<br />
terbuka untuk dikritik kembali. Dalam tulisan ini penulis berusaha menghadirkan<br />
75 Syamsuddin Arif, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran, (Depok: Gema Insani, 2008). Hlm 5-7.<br />
76 W. Montgomery Watt, Bell’s Introduction to The Qur’an, pent Lilian DT, (Jakarta: INIS, 1998) hlm 153.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 54