04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

fakta tersebut. Karena riwayat tersebut tidak ada, maka jelaslah Mushaf Ibn Mas‘ud<br />

tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk menolak kesahihan Mushaf ‘Uthman.<br />

Mengenai Mushaf Ubay ibn Ka‘b, Jeffery mengatakan bahwa Mushaf Ubay<br />

memiliki banyak persamaan dengan Mushaf Ibn Mas‘ud dan mengandungi dua ekstra<br />

surah: al-Hafd dan al-khala‘. Padahal, Mushaf Ubay ibn Ka‘b juga banyak berbeda dengan<br />

Mushaf Ibn Mas‘ud dari segi susunan surah dan ragam bacaan. Selain itu, terdapat paling<br />

tidak dua versi yang berbeda mengenai susunan surah Mushaf Ubay. Bergsträsser<br />

sendiri, konconya Jeffery, berpendapat bahwa Mushaf Ubay kurang berpengaruh<br />

dibanding dengan Mushaf Ibn Mas‘ud. Selain itu juga, murid-murid Ubay dari generasi<br />

sahabat seperti Ibn Abbas, Abu Hurayrah, dan ‘Abdullah ibn al-Sa’ib menerima Mushaf<br />

‘Uthman.<br />

Mengenai riwayat yang mengatakan bahwa Mushaf Ubay mengandung dua surah<br />

ekstra al-Hafi dan al-khala‘, adalah riwayat palsu karena bersumber dari Hammad ibn<br />

Salama. Hammad meninggal pada tahun 167 H dan Ubay meninggal pada tahun 30 H.<br />

Jadi, paling tidak ada gap, dua sampai tiga generasi antara meninggalnya Ubay dan<br />

Hammad. Jadi, tidak mungkin Hammad bisa meriwayatkan langsung dari Ubay.<br />

Mengenai Mushaf Ali ibn Abi Talib, Jeffery sendiri menyebutkan adanya<br />

perbedaan pendapat. Ada yang berpendapat bahwa Mushaf ‘Ali disusun menurut<br />

kronologi, ada pula yang berpendapat bahwa surah-surah di dalam Mushaf ‘Ali disusun<br />

menjadi tujuh kelompok. Karena informasi mengenai bentuk dan kandungan Mushaf ‘Ali<br />

itu tidak jelas, maka sangat tidak tepat untuk menganggap sebagai rival apalagi ingin<br />

menyamakan Mushaf ‘Ali dengan Mushaf ‘Uthman. Selain itu, jika Mushaf ‘Ali dianggap<br />

berbeda maka ketika menjadi khalifah keempat, mestinya Ali ra kan merubah Mushaf<br />

‘Uthman karena tidak sesuai dengan al-Qur’an yang sebenarnya. Namun, hal ini sama<br />

sekali tidak terjadi. Begitu juga ketika pengikut Mu‘awiyyah yang dalam keadaan<br />

terdesak saat perang Siffin, mereka mengangkat Mushaf ‘Uthman sebagai tanda genjatan<br />

senjata. Saat itu, tidak ada seorangpun dari pengikut Ali ra. yang meragui Mushaf yang<br />

diangkat Mu‘awiyyah.<br />

Bahkan Jeffery sendiripun menyatakan, bahwa Ali juga menyetujui kanonisasi<br />

yang dilakukan Uthman. Ali mengatakan ketika ‘Uthman membakar Mushaf-Mushaf:<br />

“Seandainya Ia belum melakukannya, maka aku yang membakarnya (law lam yasna‘hu<br />

huwa lashana‘tuhu).<br />

Jeffery tidak mengerti ketika mengatakan bahwa ayat-ayat di dalam al-Qur’an<br />

hilang. Masalah seperti itu sudah dibahas oleh para ulama kita secara mendetil dalam<br />

Kitab al-Nasikh wa al-Mansukh. Jadi, dihapusnya ayat-ayat tersebut dari al-Qur’an<br />

adalah kehendak dan ketentuan Allah swt. Terhapusnya ayat-ayat tersebut bukan<br />

karena kesembronoan atau kesilapan yang dilakukan oleh Rasullullah saw atau para<br />

sahabat. Jadi, ayat-ayat tersebut memang sudah tidak ada ketika Rasulullah saw masih<br />

hidup.<br />

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada usaha-usaha para orientalis<br />

untuk menjatuhkan otoritas al-Qur’an dari segala aspeknya. Mereka mengkaji sedetail<br />

mungkin dan mencari titik kelemahan al-Qur’an untuk disusupi dengan syubhat-syubhat<br />

yang akan membingungkan dan menyesatkan umat Islam. Termasuk gagasan al-Qur’an<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!