KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
lebih akurat. 337 Dalam hal ini Motzki menganggap metode tersebut sebagai contoh yang<br />
baik untuk studi analisis isnad yang dicapai di barat saat ini dan untuk menilai literature<br />
hadits sebagai sumber bagi penelitian sejarah. 338<br />
Adapun langkah-langkah metode common link dan metode analisi isnad adalah<br />
sebagai berikut: pertama, menentukan hadits yang akan diteliti. Kedua, menelusuri<br />
hadits dalam berbagai koleksi hadits. Ketiga, menghimpun seluruh isnad hadits.<br />
Keempat, menyusun dan merekonstruksi seluruh jalur isnad dalam satu bundel isnad.<br />
Kelima, mendeteksi common link, periwayat yang bertanggung jawab atas penyebaran<br />
hadits. 339<br />
Dengan menggunakan teori common link, Juynboll sampai pada kesimpulan<br />
bahwa sejumlah hadits nabi yang terdapat dalam kitab-kitab kanonik terbukti tidak<br />
memiliki klaim kesejarahan. Ini berarti bahwa hadits-hadits tersebut adalah palsu (tidak<br />
benar-benar berasal dari Nabi).<br />
Sikap Kita terhadap Juynboll<br />
Setelah kita membahas panjang lebar tentang orientalisme dan gerakan-gerakannya,<br />
cukup sudah tergambar dalam pikiran kita betapa sesungguhnya kaum orientalis telah<br />
begitu jauh menelusuri dan mengkaji serta meneliti terhadap Islam (dalam hal ini<br />
hadits) mereka telah memusatkan aktifitasnya pada pembahasan tentang kita (kaum<br />
muslimin), tentang akidah kita, peninggalan-peninggalan kita, perjalanan sejarah kita<br />
dan juga tentang eksistensi kita. Bahkan dalam beberapa hal usaha mereka telah<br />
melampaui usaha kita (kaum muslimin) dalam mengkaji masalah-masalah Islam.<br />
Kini permasalahannya adalah apakah kita tetap diam dan puas sebagai orang<br />
yang menjadi perhatian orang lain (kaum orientalis). Apakah kita rela jika wilayah kita,<br />
agama kita menjadi ajang pembicaraan orang lain, sementara tidak sedikit diantara<br />
pembahasannya cenderung memutarbalikkan fakta, mengaburkan kebenaran Islam dan<br />
mendustakan sejarah.<br />
Pemakalah akan mengetengahkan beberapa hal yang patut menjadi sikap kita<br />
serta hal-hal yang harus kita lakukan dalam menghadapi gerakan orientalis, yaitu:<br />
• Membuat mausu’ah (ensiklopedi) sebagai jawaban terhadap orientalis.<br />
• Membentuk lembaga ilmiah islamiah internasional<br />
• Mengadakan lembaga Islam internasional untuk da’wah Islam<br />
• Mengadakan kontak dan memelihara hubungan dengan orientalis yang telah dianggap<br />
sejalan dengan pemikiran Islam<br />
• Mendirikan badan penerbitan Islam internasional.<br />
337<br />
G.H.A. Juynboll, “Nafi’, the Mawla of Ibn ‘Umar …”, h. 207, dalam Studies on the Origins, IX; “Shu’ba b. al-Hajaj (d. 160/776) and his<br />
Position”. Dalam Le Museon 111, (1998), h. 187.<br />
338<br />
Harald Motzki, “Whither Hadith-Studies? A Critical Examination of G.H.A. Juynboll’s Nafi’, the Mawla of Ibn ‘Umar, and hisposition in<br />
Muslim Hadith Literature”, part 1, trans. Frank Griffel and Fiona Ford, 2.<br />
339<br />
Ali Masrur, Teori Common Link G.H.A. Juynboll: Melacak Akar Kesejarahan Hadits Nabi, h. xi<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 149