KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
2. Bahwa misi Nabi Muhammad saw., di Madinah bukan lagi misi pembentuk aqidah<br />
sebagaimana dilakukan di Makkah, melainkan misi pengukuhan kekuasaan lewat<br />
pemerintahan teokrasi. 272<br />
Dr. Ahmad ‘Abd al-Hamid Ghurab, menuduh bahwa tujuan Wensinck – juga para<br />
orientalis lainnya – menyusun kamus dan indeks hadis adalah untuk memudahkan<br />
penemuan hadis yang kemudian digunakan untuk merusak dan menyerang al-Qur’an,<br />
sunnah, aqidah, syariat dan Islam secara keseluruhan. Niat Wensinck ini, demikian<br />
lanjutnya, terwujud dalam buku The Muslim Creed tersebut yang memuat pemikiran<br />
kontroversial Wensinck tentang hadis-hadis aqidah dan iman. Hal ini berbeda dengan<br />
tujuan seorang Muslim, hal mana kamus dan indeks hadis tersebut digunakan untuk<br />
memperoleh petunjuk hadis Nabi dan kemudian mengamalkannya. “Kendati kamus atau<br />
indeks hadis sangat bermanfaat sebagai rujukan”, demikian lanjut Ghurab, “Ia bisa<br />
bermanfaat atau justru menimbulkan petaka”. 273 Ketika mengomentari fakta<br />
kemanfaatan al-Mu’jam al-Mufahras bagi kaum Muslim dan Islam sekarang, Ghurab,<br />
dengan nada apologetik, mengatakan bahwa hal itu hanya merupakan sebuah kebetulan<br />
dan bukan tujuan atau maksud utama para orientalis pun lembaga-lembaga yang<br />
membiayainya. 274<br />
Demikianlah sikap salah seorang ilmuan Muslim yang tidak menyukai orientalis<br />
sehingga ia sangat menolak pemikiran Wensinck tentang Islam. Padahal, jasa Wensinck<br />
dalam pembuatan kamus atau indeks hadis sangatlah bermanfaat bagi siapa saja yang<br />
hendak mengetahui letak dan meneliti sebuah hadis, khususnya umat Islam (terutama<br />
bagi Mahasiswa Tafsir Hadis).<br />
Pendapat penulis, gagasan-gagasan Wensinck adalah kritikan sebagai ilmuwan<br />
terhadap ilmu-ilmu keislaman, sementara tanggapan sarjana-sarjana Muslim cenderung<br />
emosional, apriori, anti-Kristen, sehingga apapun yang datang dari Barat semuanya<br />
ditolak.<br />
272 Lihat Ahmad ‘Abd al-Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, terj. A. M. Basamalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), hal. 140.<br />
273 Ahmad ‘Abd Al-Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, terj. A. M. Basamalah, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), hal. 133-134.<br />
274 Ahmad ‘Abd Al-Hamid Ghurab, Menyingkap Tabir Orientalisme, hal 134.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 130