04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

J.M.S Baljon dan Tafsir Modern di India<br />

M. Luthfi Damanhuri dan Muhammad Sofiyulloh<br />

Orientalisme, secara etimologi berasal dari kata orient yang berarti timur dan<br />

secara etnologis berarti bangsa-bangsa yang ada di timur serta secara geografis<br />

bermakna hal-hal yang bersifat ketimuran. Sedangkan secara terminologi, orientalisme<br />

dimaknai sebagai suatu cara atau metode yang digunakan untuk memahami dunia<br />

Timur, berdasarkan tempatnya yang khusus dalam pengalaman manusia Barat, atau<br />

dapat pula dipahami sebagai suatu gaya berpikir yang dipakai berlandaskan pada<br />

pembedaan ontologis dan epistimologis yang dibuat antara Timur dan Barat.<br />

Beragam bacaan memaparkan motivasi atau faktor yang melatarbelakangi<br />

mengemukanya orientalisme di kalangan para pemikir Barat. Motivasi utama<br />

munculnya upaya ini adalah ‘kekaguman’ Barat terhadap Islam yang sejak<br />

kemunculannya di awal abad ke-7 Masehi telah mendominasi dunia dengan beragam<br />

keberhasilan dan kegemilangan dari beragam aspek yang dicapainya. Atau, dalam<br />

ungkapan lain sebagaimana yang pernah dipaparkan oleh Bernard Lewis bahwa usahausaha<br />

yang dilakukan Barat dalam penyelidikan terhadap Timur selalu berawal dari<br />

‘rasa ingin tahu intelektual’. Motivasi lainnya yang tak kalah penting adalah kebutuhan<br />

para penjajah yang merupakan negara-negara besar Eropa seperti Spanyol, Portugal,<br />

Inggris, Italia dan Prancis untuk mengetahui segala sesuatu yang ada dalam masyarakat<br />

yang menjadi jajahannya. Dengan demikian, lengkaplah sudah motivasi kemunculan<br />

orientalisme yang berawal dari kekaguman sekaligus keheranan yang kemudian<br />

dilengkapi dengan keinginan untuk terus menguasai tanah jajahan dengan mengetahui<br />

banyak hal yang ada dalam masyarakat tersebut.<br />

Pemikiran Baljon<br />

Yang disebut sebagai tafsir modern tentang al-Qur’an adalah usaha untuk menyesuaikan<br />

ayat-ayat dengan tuntunan zaman, dan hal itu benar-benar telah menjadi suatu<br />

keharusan sejak wafatnya nabi Muhammad. Sejak kekuasaan beralih di bawah empat<br />

khalifah, situasinya berkembang ke dalam kondisi yang berbeda dengan pada zaman<br />

Nabi. Kerena bebagai pemikiran yang terkandung dalam al-Qur’an segera dirasakan<br />

membutuhkan penafsiran ulang. Tuntutan ini semakin dirasakan perlunya setelah<br />

sentuhan dengan peradaban asing menjadi kian intensif, justru melalui ekspansi<br />

kekuasaan kaum Muslimin yang berlangsung sangat cepat.<br />

Dalam kehidupan sosial, struktur masyarakat Muslim yang tidak praktis dan<br />

kaku di abad pertengahan bertolak belakang dengan gaya hidup masyarakat Barat yang<br />

aktif dan dinamis, dan ini adalah gambaran yang menyakitkan. Namun kaum ulama<br />

menanggapi keadaan ini malahan dengan membatasi dan mengurung dirinya sendiri,<br />

terutama melalui berbagai usaha yang tidak tepat berupa sikap mempertahankan cara<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!