04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Terdapat perbedaan penting, antara Foucault dengan Said: pertama, Said<br />

membuka karakteristik dengan membaca metodologi Barat yang sumbernya dibedakan<br />

oleh bermacam-macam turunan teori poskolonial; lalu dominasi Barat terhadap non-<br />

Barat dianggap bukan sebagai fenomena arbitrer, tapi sebuah kesadaran dan sebuah<br />

proses bertujuan dengan keinginan dan perhatian individu. Di sini, Said<br />

mempertahankan konsepsi kemampuan individu untuk menghindari kendala dominasi<br />

kekuatan dan normative “arsip” sebagai representasi budaya. Said juga berusaha<br />

mensintesiskan aspek pemikiran Fouclaut dan Gramsci tentang bagaimana melihat<br />

“reproduksi kultural”.<br />

Kedua, bagi Foucault kekuasan adalah sebuah bentuk jaringan relasi tanpa nama<br />

di mana strateginya hanya sejauh maksimal yang dilihat oleh banyak orang. Contohnya,<br />

Pemerintah = agen, bukan individu = agen. Dia percaya bahwa determinasi jejak rekam<br />

penulis individu merupakan bentuk lain atas tubuh kolektif teks menjadi sebuah formasi<br />

diskursif seperti Orientalism.<br />

Dalam pandangan Said, Orientalism merupakan bentuk hegemoni Barat, Barat =<br />

Other, Barat = superior civilazation. Berarti ada prinsip pembedaan identitas dan esensi<br />

identitas Timur dan Barat melalui dikhotomi sistem representasi pada steriotip dengan<br />

tujuan yang kaku pada pembedaan antara Eropa dan Asia sebagai bagian dunia.<br />

Konsekuensinya Timur dibentuk secara diskursus sebagai voiceless, sensual, terbelakang<br />

, irrasional, dan sebagainya.<br />

Menurut Said, Orientalism menggambarkan biner antara Timur dan Barat. Ini<br />

adalah kunci dalam teori postkolonial. Said berargumen bahwa Barat tidak bisa ada<br />

tanpa Timur, dan begitu sebaliknya. Dengan kata lain, mereka saling konstitutif.<br />

Terutama, konsep 'Timur' yaitu Timur, diciptakan oleh 'Barat', menekan kemampuan<br />

'Orient' untuk mengekspresikan diri. Penggambaran Barat tentang 'Timur' membangun<br />

dunia yang lebih rendah, tempat keterbelakangan, irasionalitas, dan keliaran. Hal ini<br />

memungkinkan 'Barat' untuk mengidentifikasi diri mereka sebagai lawan dari<br />

karakteristik ini; sebagai dunia yang unggul progresif, rasional, dan sipil. Analisa Said<br />

dalam Orientalism ini adalah pada hal ”pengetahuan” dan ”represntasi” 433 . Hal ini berati<br />

scope of text-nya adalah menguji pada literatus, traktat politik/teks jurnalis, kajiankajian<br />

agama. Lebih jauh lagi Said menekankan pada pemisahan hubungan kekuasaan<br />

dan pengetahuan, termasuk didalamnya struktur material dan proses (militer, politik<br />

dan ekonomi).<br />

Selain itu, Said, mengikuti Foucalt, menyatakan bahwa kekuasaan dan<br />

pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Klaim 'Barat' tentang pengetahuan Timur<br />

memberikan kekuatan pada 'Barat' nama dan kekuatan untuk mengendalikan. Konsep<br />

ini penting untuk memahami kolonialisme. Power didasarkan pada pengetahuan dan<br />

memanfaatkan pengetahuan; di sisi lain, daya mereproduksi pengetahuan dengan<br />

membentuknya sesuai dengan niat anonim. Power menciptakan kembali bidang latihan<br />

sendiri melalui pengetahuan. Teori Foucault yang tak terelakkan ini saling<br />

menggabungkan sifatnya dalam kekuasaan neologisme pengetahuan, bagian terpenting<br />

di antaranya adalah tanda hubung yang menghubungkan dua aspek dari konsep terpadu<br />

433 Said, Edward. 1979. Orientalism. New York : Vintage Books dalam www.edelmensch.blogspot.com<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 198

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!