04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Pendekatan dan Metodologi Maurice Bucaille<br />

Pertama, dalam meneliti keautentikan al-Qur’an, ia melakukan pendekan historis dan<br />

filologis, dengan metode komparasi, yaitu ketika ia meneliti al-Qur’an, dan juga meneliti<br />

tentang keaslian teks-teksnya dan membandingkannya dengan otentisitas Bible. Kedua,<br />

dalam meneliti kesesuaian antara al-Qur’an dengan sains modern, ia memakai<br />

pendekatan saintifik yang disebut dengan metode bucaillism. Ini adalah istilah yang<br />

digunakan oleh para akademisi untuk menunjukkan gerakan yang menghubungkan ilmu<br />

pengetahuan modern dengan agama, dan terutama agama Islam. 167<br />

Sedangkan menurut Pervez Hoodbhoy, metode yang dipakai Bucaille sebenarnya<br />

sederhana. Dia mengimbau pembacanya menelaah ayat-ayat al-Qur’an tertentu, dan lalu<br />

dari bermacam-macam makna yang diinterpretasikan dari ayat ini, dia menarik satu<br />

interpretasi yang konsisten dengan fakta ilmiah tertentu. Sesudah itu, dia<br />

berkesimpulan bahwa sementara Bibel acapkali salah dalam penjelasan tentang<br />

fenomena alam, al-Qur’an selalu benar, dan bahwa yang disebut terakhir mengantisipasi<br />

penemuan-penemuan besar dalam sains modern secara tepat. Untuk menjelaskan hal<br />

ini, dia mendaftar ayat-ayat al-Qur’an dalam jumlah yang cukup mengesankan, yang<br />

berkenaan dengan lebah, laba-laba, burung, bermacam-macam tanaman dan sayur, susu<br />

binatang, embrio, dan reproduksi manusia. Diskusinya tentang benda mati berkisar dari<br />

planet dalam galaksi Bima Sakti sampai galaksi-galaksi lain dan benda-benda antar<br />

planet, selanjutnya meluas ke perihal alam semesta dan penaklukan angkasa luar. Dia<br />

mengakhiri setiap topik yang didiskusikan dengan kesimpulan agamis-seremonial,<br />

bahwa kesesuaian yang mengagumkan antara ayat-ayat Qur’an dengan fakta-fakta<br />

ilmiah merupakan bukti kemukjizatannya. 168<br />

Sikap terhadap Gagasan Maurice Bucaille<br />

Gagasan Bucaille yang mengatakan bahwa al-Qur’an mempunyai kesesuaian dengan<br />

sains modern, satu sisi dapat diterima, dan satu sisi dapat dikritisi. Pertama,<br />

bagaimanapun al-Qur’an merupakan kitab petunjuk, al-Qur’an memerintahkan manusia<br />

kepada hakikat ilmiah, yaitu dengan mendorong untuk merenung, melihat,<br />

memperhatikan, dan mempelajari berbagai isyarat ilmiah agar diungkapkan dan<br />

ditemukan. Di sisi lain, al-Qur’an bukanlah sebuah buku sains, ensiklopedi, dan juga<br />

tidak menyakini kebenaran “mencocok-cocokan” al-Qur’an dengan fakta sains modern<br />

yang bersifat hipotesa dan spekulatif.<br />

Syaikh Muhammad al-Ghazali berpendapat,<br />

”Saya menangkap – dan Allah Maha Mengetahui – bahwa kemampuan al-<br />

Qur’an untuk memberi inspirasi berlaku sampai akhir zaman dan<br />

keberadaannya membuktikan bukan kitab ilmu. Sebab ilmu – dalam<br />

artian secara empiris- selalu mengalami pasang surut, sementara<br />

menolak teori-teori dan menetapkan fakta-fakta adalah tugas manusia.<br />

167 http://en.wikipedia.org/wiki/Maurice_Bucaille diakses pada 22-11-2011.<br />

168 Pervez Hoodbhoy, Islam dan Sains: Pertarungan menegakan rasionalitas, terj: Luqman, (Bandung:Pustaka, 1997), hal. 86.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 88

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!