04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sepenuhnya setuju dengan cara yang mereka gunakan. Dengan cara yang sama seperti<br />

yang mereka lakukan, kita mungkin akan menghasilkan temuan yang berbeda. Inilah<br />

perlunya kita belajar metodologi ke Barat. Sekali lagi, bukan untuk menelan mentahmentah<br />

informasi yang mereka sajikan, tetapi kita belajar metodologi penelitian ilmiah<br />

yang berkembang sangat pesat dengan banyaknya penelitian yang dilakukan di sana.<br />

Cara melakukan penelitian boleh saja sama, tetapi hasilnya tentu saja tidak harus sama.<br />

Inilah yang dilakukan kelompok ilmuwan dari dulu hingga kini, sehingga sudah berapa<br />

banyak teori yang gugur oleh datangnya teori baru yang berkembang belakangan. Di<br />

sinilah nilai penting kajian ini. Kita di sini tidak akan menilai pendapat para orientalis<br />

yang boleh saja dikatakan “salah”, tetapi kita akan meneliti gagasan itu dengan<br />

merangkainya bersama latar belakang yang memotivasi mereka melakukan penelitian<br />

itu, lalu apa pendekatan keilmuan yang mereka lakukan, dan bagaimana sikap kita<br />

terhadap cara pandang Barat terhadap Islam. Dengan tidak hanya berkutat pada aspek<br />

gagasan, ide, pemikiran, tesis dan teori yang mereka kemukakan, tetapi juga memahami<br />

pendekatan dan latar belakang yang menjadi motif penelitian mereka, maka pada titik<br />

akhirnya kita bisa memberikan kesimpulan, respon, serta sikap yang lebih berimbang,<br />

tidak emosional, atau menolak secara membabi buta. Dengan cara itu, kita akan bisa<br />

mengambil “manfaat” dalam kaitan aspek metodologis yang bisa ditiru ---jika memang<br />

ada dan berguna, sekaligus sebagai wujud keterbukaan sikap kita terhadap siapapun<br />

subyek yang melakukan penelitian terhadap ajaran Islam secara umum.<br />

Dengan semakin pesatnya perkembangan kajian Islam yang dilakukan baik di<br />

Timur maupun di Barat, maka kita memang dituntut untuk bersikap terbuka dengan<br />

semua perkembangan itu. Ada beberapa alasan tentang perlunya keterbukaan ini:<br />

Pertama, sebagai bagian dari masyarakat dunia kita akan terlibat dalam dialog antar<br />

peradaban, bahkan dialog antar-agama (interreligious dialogue) yang konstruktif, ketika<br />

dunia menjadi kawasan damai yang padu, di mana seluruh penghuninya harus saling<br />

terbuka satu sama lain. Kedua, kenyatan dunia yang padu ini juga dapat dipakai sebagai<br />

wahana untuk “membuka diri” dan menjalin komunikasi, sehingga dapat terjalin iklim<br />

penelitian akademik yang objektif dan menjunjung tinggi tujuan-tujuan kemanusiaan,<br />

yang jauh dari campur tangan politik dan ekonomi yang saling mendominasi seperti<br />

masa lalu. Ketiga, keterbukaan diri Islam dan umat Islam akan sangat mendukung misi<br />

utama Islam yang bertujuan “meninggikan syiar agama Allah”. Dalam kaitan dengan<br />

kajian orientalisme terhadap al-Qur’an dan sunnah, jika sepanjang sejarah masa lalu<br />

umat Islam hanya berdiam diri ketika diejek dan dikritik habis oleh kalangan orientalis<br />

lama, maka kini saatnya membuktikan, bahwa dengan standar keilmuan yang objektif<br />

maka kita harus yakin bahwa kebenaran hakiki yang dibawa oleh al-Qur’an akan bisa<br />

lebih mudah diungkapkan, bahkan dengan cara yang lebih mudah difahami oleh<br />

komunitas non-muslim. Dengan terungkapnya bukti kebenaran al-Qur’an dan Hadis,<br />

maka akan lebih mudah memasarkan dakwah Islam kepada mereka, dengan cara dan<br />

pendekatan yang simpatik tentunya, dan bukan provokatif yang selama ini dilakukan.<br />

Dengan kata lain, kita tidak perlu merasa gusar untuk membuka kitab suci kita<br />

sendiri, karena kitab al-Qur’an diperuntukkan bagi seluruh isi alam raya. Siapapun<br />

berhak untuk membukanya, dan siapa yang mampu membacanya dengan benar, maka<br />

mereka akan menemukan kebenaran hakiki di dalamnya. Inilah salah satu bentuk<br />

tabligh yang menjadi kewajiban utama kaum muslimin, tentunya dengan menyerahkan<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!