04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sendiri, tetapi beliau menerima tafsirnya dari malaikat jibril yang mengajarkan kepada<br />

beliau dengan nama Allah. Hampir seluruh himpunan hadis yang banyak sekali<br />

jumlahnya dan tersusun materinya pasti memuat bab tafsir al-Quran, yakni sekumpulan<br />

kabar yang keluar dari Nabi saw dalam menafsirkan Al-quran.<br />

Selanjutnya dalam menyikapi israiliat dalam tafsir Goldziher berpendapat bahwa<br />

dalam kitab-kitab terdahulu memiliki berbagai macam versi kisah, yang kemudian<br />

dikumpulkan oleh Muhammad dengan bentuk yang sangat singkat dan kadang kala<br />

campur aduk. Maka lahirlah komunitas orang yang sangat ahli dengan kitab-kitab<br />

terdahulu, mereka berusaha menutupi celah-celah yang ada dalam al-Quran dengan apa<br />

yang mereka pelajari dari hasil interaksinya dengan penganut Yahudi dan Nasrani.<br />

Mereka berusaha menyempurnakan kisah-kisah yang diterimanya dari penganut kedua<br />

agama tersebut, yakni sering kali mereka ulang-ulang karena buruknya hafalan mereka<br />

dan selanjutnya dirangkai dengan hasil imajinasi mereka sendiri, hingga akhirnya<br />

mereka mengklaim bahwa semua itu adalah tafsir al-Quran. 111<br />

Tanpa ilmu dunia Islam tidak dapat mengenal sama sekali produk pemikiran<br />

yang spesifik dan bahkan berita-berita yang diterima dari sumber yang tidak spesifik,<br />

namun hanya mengenal ajaran-ajaran yang berpedoman pada sumber-sumber ilmu<br />

yang dapat diperhitungkan keberadaannya, yakni yang disandarkan pada riwayat yang<br />

bersambung pada Nabi saw sendiri atau kepada sahabatnya. Barang siapa yang<br />

menyandarkan pendapatnya pada sumber-sumber ini maka dialah yang memiliki ilmu<br />

dan segala sesuatu yang selain itu adalah rasio (ra’y) atau hawa nafsu, perkiraan atau<br />

spekulasi terkaan, yang kesemua itu tidak berhak dinamakan ilmu. 112 Bahkan telah<br />

diriwayatkan dalam hadis --meskipun dicela--- yang menyatakan bahwa panafsiran<br />

dengan ra’y adalah keliru meskipun benar. “Siapa yang menafsirkan al-Quran dengan<br />

nalar (ra’y)-nya meskipun benar, maka dia sebenarnya salah.” 113<br />

Sikap dan Tanggapan terhadap Ignaz Goldziher<br />

Ada dua point yang menurut penulis perlu digarisbawahi dalam menyikapi pandanganpandangan<br />

Goldziher tentang Islam yang disebutkan dalam makalah ini. Pertama, para<br />

orientalis termasuk Goldziher selalu membangkang dan membantah, meskipun kenal,<br />

paham, dan tahu namun tidak akan pernah menerima kebenaran. Maka mereka selalu<br />

mencari argumen untuk menyanggah dan menolak kebenaran dengan opininya. Sebab<br />

baginya yang penting adalah pembenaran, dan bukan kebenaran. Kedua, mengaburkan<br />

dan menyembunyikan kebenaran, sengaja memutarbalikkan fakta. Yang batil dipoles<br />

dan dikemas sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah haq, demikian sebaliknya<br />

yang haq “dipreteli” sehingga kelihatan seperti batil.<br />

Dengan demikian penulis menyimpulkan sarjana orientalis Barat adalah kaum<br />

skeptic. Studi mereka berawal dari keraguan dan berakhir pada keraguan pula.<br />

111 Ibid., hal, 80.<br />

112 Ibid., hal, 85.<br />

113 Shahih al-Tirmidzi, jilid II, hal. 157.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 68

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!