04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

erkaitan dengan masalah Timur Tengah, semisal Orientalism (1978), The Question of<br />

Palestine (1979), Covering Islam: How the Media and the Experts Determine How We See<br />

the Rest of the World (1981), The Politics of Dispossession (1994), dan Peace and Its<br />

Discontents: Essays on Palestine in the Middle East Peace Process (1995). Sedang bukubuku<br />

Said lainnya adalah The World, the Text, and the Critic (1983), Nationalism,<br />

Colonialism, and Literature: Yeats and Decolonization (1988), Musical Elaborations<br />

(1991), dan Culture and Imperialism (1993), dan memoar pribadinya yaitu Out of Place<br />

(1999).<br />

Motivasi<br />

Sebagai seorang intelektual Barat keturunan Arab, Edward W. Said tidak luput dalam<br />

memberikan perhatiannya kepada permasalahan pencaplokan tanah leluhurnya oleh<br />

Israel. Konflik antara Israel dan Palestina yang sudah berlangsung lama membuat Said<br />

menjadi intelektual yang diakui sebagai seorang yang mendukung penentangan<br />

terhadap perampasan tersebut. Said dianggap oleh kaum zionis sebagai ‘profesor<br />

teroris’ lantaran dukungannya kepada warga Palestina. Said melalui karyanya berujudul<br />

Orientalism (1978) menegaskan bahwa kaum intelektual Barat cenderung melihat Islam<br />

sebagai agama yang keras, fundamental, ekstrim dan anti dialog. Padahal kaum<br />

intelektual tersebut tidak mengetahui apa-apa tentang Islam. Said mengkritik para<br />

pemikir orientalis lainnya seperti Judith Miller, Samuel P. Huntington, Martin Kramer,<br />

Daniel Pipes dan Barry Rubin yang menurutnya selalu menjadi propagandis di Barat<br />

bahwa Islam merupakan ancaman bagi peradabannya.<br />

Edward W. Said merupakan intelektual yang berasal dari Palestina merupakan<br />

pengamat dunia Islam dan dunia Arab yang sangat cekatan. Berbeda dengan kaum<br />

orientalis lainnya yang cenderung menjelaskan soal Arab dan Islam secara reduksionis<br />

dan main gampangan karena para orientalis tersebut memiliki kepentingan tertentu,<br />

Said sebagai seorang intelektual selalu berusaha untuk selalu bersikap komperhensif<br />

dan proporsional. Di sinilah konsistensi pemikiran Said sebagai seorang intelektual<br />

ditunjukkan. Walaupun Said yang seorang Kristen, namun dia menyadari bahwa<br />

kebenaran berada di atas segalanya dibandingkan dengan adanya berbagai pembatasan<br />

seperti agama, ras, warna kulit dan sebagainya.<br />

Pemikiran<br />

Orientalime merupakan suatu karya akademis yang ditulis oleh Edward Said ke dalam<br />

suatu bentuk buku. Dalam buku tersebut, Edward Said dengan sangat keras sekali<br />

mengkritik paradigma “Islam vs the West“--- “Islam melawan Barat”. Dalam karyanya<br />

tersebut dia tidak hanya mengkritik Barat atau Islam saja, namun mengkritik kedua<br />

belah pihak. Kritik Edward Said yang ditujukan kepada dunia Barat dalam karyanya<br />

tersebut berkenaan dengan khususnya sikap kebijakan politik luar negeri Amerika<br />

Serikat, serta intervensi negara-negara Barat yang mengakibatkan perang di Irak yang<br />

dilakukan oleh Amerika. Dalam pandangannya tersebut Edward Said tidak menguraikan<br />

pemikirannya secara dogmatis dalam mengkritisi Islam-Arab dan Barat, namun dia<br />

menguraikan pemikirannya tersebut seperti sebuah karya sastra. Dia juga mengekspos<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 196

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!