KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
sementara itu al-Qur’an menyebutkan dalam surat al-Qamar (54) ayat 11 dan 12 yang<br />
dengan sangat jelas menyebutkan isi perahu; Tuhan memeri perintah kepada Nuh dan<br />
perintah itu dilaksanakan tepat dengan menempatkan dalam perahu beberapa macam<br />
binatang yang akan langsung hidup. Dalam Surat Huud (11) ayat 40, disebutkan pula<br />
bahwa seorang anak Nuh yang mendapatkan laknat Tuhan telah dikecualikan. Dalam hal<br />
ini ayat 45 s/d 46 dari surat tersebut menceritakan bahwa permohonan Nuh kepada<br />
Allah tidak dapat merubah keputusan Tuhan. Qur’an menyebutkan bahwa di atas<br />
perahu, disamping keluarga Nuh minus anaknya, terdapat pula beberapa penumpang<br />
yang percaya kepada Tuhan.<br />
Bible tidak menyebutkan orang-orang itu di antara para penumpang-penumpang<br />
perahu. Menurut riwayat Sakerdotal, hanya Nuh dan keluarganya sendiri saja yang<br />
menunpang perahu, dan dengan tak ada kecualian, dan sepasang dari tiap-tiap jenis<br />
binatang.<br />
Riwayat Yahwist juga membedakan antara binatang-binatang suci dan burung di<br />
satu pihak dan di lain pihak binatang-binatang yang tidak suci. (Binatang suci, dalam<br />
perahu itu memuat 7 dari tiap jenis, jantan dan betina, dan ada yang tidak suci hanya<br />
satu pasang). Menurut ayat Yahwist juga yang sudah dirubah (keluaran 7, 8), sepasang<br />
dari tiap-tiap jenis, baik yang suci maupun yang tidak suci. Riwayat banjir itu sendiri<br />
dimuat dalam Qur’an surat Huud (11) ayat 25 s/d 49, dan surat al-Mu’minuun (23) ayat<br />
23 s/d 30. Riwayat Bibel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti.<br />
Tempat perahu itu berhenti, menurut Bibel itu adalah di gunung Arafat (Kejadian<br />
8,4), dan menurut Qur’an tempat itu adalah Joudi (surat 11 ayat 44). Gunung Joudi ini<br />
adalah puncak tertinggi dari gunung-gunung Ararat di Armenia; tetapi tak dapat dijamin<br />
bahwa tak ada perubahan-perubahan nama untuk menyesuaikan antara kedua riwayat.<br />
R. Blachere berpendapat seperti itu. Menurut dia, banyak nama Joudi di Arabia, jadi<br />
persamaan nama mungkin buatan saja. Secara definitif, terdapat perbedaan antara<br />
riwayat Qur’an dan riwayat Bibel. Perbedaan-perbedaan itu ada yang tak dapat<br />
diselidiki secara ilmiah karena tak ada data-data positif. 165<br />
Tetapi jika kita harus menyelidiki riwayat Bibel dengan perantaraan data-data<br />
yang jelas, kita dapat menyatakan bahwa dalam meriwayatkan Banjir dalam waktu dan<br />
tempat riwayat Bibel sudah terang tidak sesuai dengan hasil-hasil penyelidikan<br />
pengetahuan modern. Sebaliknya, riwayat Qur’an bersih dari segala unsure yang<br />
menimbulkan kritik objektif. Begirtu juga antara waktu riwayat Bibel dengan waktu<br />
riwayat Qur’an apakah manusia sudah memperoleh informasi yang memberikan<br />
penerangan tentang kejadian Banjir itu? Jawaban atas pertanyaan itu adalah “Tidak,”<br />
karena antara waktu Perjanjian Lama dan Qur’an, satu-satunya dokumentasi yang<br />
dimiliki manusia, tentang sejarah kuno adalah Bibel. Jadi faktor manusia tidak dapat<br />
menerangkan perubahan dalam riwayat, yakni perubahan yang sesuai dengan<br />
pengetahuan modern, maka kita harus menerima penjelasan lain, yaitu: faktor itu adalah<br />
wahyu yang datang kemudian sesudah wahyu yang ditulis dalam Bibel. 166<br />
165 Maurice Bucaille, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, terj: M. Rosyidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 202-203.<br />
166 Maurice Bucaille, Bibel, Qur’an dan Sains Modern, terj: M. Rosyidi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), hlm. 204.<br />
Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 87