04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

adalah dengan melihat pengaruh Yahudi terhadap perkembangan formatif tradisi<br />

Muslim. 181<br />

Berbeda dengan pandangan yang telah berkembang di Barat dan keyakinan umat<br />

Islam bahwa al-Qur’an telah dikumpulkan pada masa Khalifah Utsman bin Affan, John<br />

Wansbrough menegaskan upaya Utsman tersebut dan mengatakan hal itu hanyalah ilusi<br />

atau fiksi belaka.<br />

Pendekatan historis dalam kajian-kajian keislaman menimbulkan nilai yang<br />

berbeda tergantung pada bidang apa yang dikaji. Metode ini memiliki kelemahan di<br />

mana menampakkan sisi luar dari fenomena keagamaan yang dikaji dan tidak mampu<br />

mengungkapkan makna yang esensial dan substansial. Kekurangan tersebut sering juga<br />

didukung oleh tidak tersedianya sumber kajian yang lengkap dan sumber yang salah.<br />

Dengan demikian kritik sejarah yang dilakukan dalam al-Qur’an menampilkan sosok al-<br />

Qur’an sebagai sesuatu yang historis dan non-historis. Al-Qur’an dikatakan historis<br />

karena ia merupakan jalinan kesinambungan wahyu Tuhan sebelumnya dengan adanya<br />

penyesuaian waktu dan tempat serta kondisi. Tampaknya dari sisi ini, Muhammad<br />

Abduh menjadi justifikasi pandangan ini ketika mengemukakan teori evolusi wahyu, di<br />

mana wahyu Allah yang sesuai dengan taraf kemajuan umat manusia dan<br />

kesempurnaannya adalah wahyu nabi Muhammad saw. Oleh karena itu tidak heran<br />

kalau di dalam al-Qur’an dengan kitab-kitab sebelumnya. Hal ini tidak berarti adanya<br />

peniruan atau nabi Muhammad mengkaji kitab-kitab sebelumnya baru kemudian nabi<br />

Muhammad menjiplaknya. Sedangkan kajian al-Qur’an dalam bingkai non historis<br />

mendapatkan hasil esensi wahyu yang berada di luar sejarah dan bersumber dari Tuhan.<br />

Tuhan, dalam hal ini berdasarkan kehendak-Nya dapat memilih seorang Rasul yang<br />

dipercayai untuk menyampaikan tugas suci-nya.<br />

Kritik terhadap Pemikiran John Wansbrough<br />

Pemikiran John Wansbrough telah menimbulkan berbagai kritik, baik dari sarjana<br />

Muslim maupun dari sarjana Barat sendiri. Titik tekan kritik adalah pada prasangka<br />

dogmatic dan metode yang digunakan. Pendapat John Wansbrough di atas dikritik oleh<br />

Watt dengan mengatakan bahwa asumsi yang dilakukan adalah meragukan meskipun<br />

kajiannya dilakukan secara ilmiah. Penyanggah lainnya adalah Bucaille, ia menyetarakan<br />

Bible dengan hadis. Sedangkan al-Qur’an tidak dapat disangkal keotentikannya dan telah<br />

ada dan ditulis sejak zaman Nabi Muhammad saw dan dikumpulkan oleh sahabat sejak<br />

masa Nabi Muhammad saw hidup. 182<br />

Dapatkah dibuktikan bahwa ada ketergantungan antara Islam dengan agama<br />

Yahudi dan Kristen? Fazlur Rahman dalam hal ini mengungkapkan bahwa all religions<br />

are in history. Ini berlaku juga pada Yahudi, Kristen dan Islam. Walaupun ketiganya<br />

berasal dari Tuhan, namun Tuhan telah mengintervensi dalam kesejarahan untuk<br />

kepentingan umat manusia.<br />

181 Mun’im Sirry, Rekontruksi Sejarah Teks al-Qur’an, artikel tertanggal 11 April 2005<br />

182 Syarif Hidayat, “Studi al-Qur’an ala Wansbrough”, dalam Orientalisme al-Qur’an dan Hadis, hlm. 148<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 96

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!