04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pemikiran Watt tentang Titik temu Islam dan kristen<br />

Awal dari titik temu antara Islam dan Kristen dimulai dari kebangkitan umat Islam<br />

untuk meningkatkan penerimaan mereka terhadap kemajuan pemikiran, teknologi dan<br />

kebebasan yang berkembang di negara barat pada abad ke-18, sehingga hal itu<br />

membuat semangat umat Islam untuk berfikir lebih terbuka, disamping masih ada<br />

sebagian diantara pemikir umat Islam yang masih berpegang teguh dengan dogmadogma<br />

agama yang turun-temurun mereka terima atau golongan ini lebih disebut<br />

dengan golongan fundamentalis, dan golongan ini jugalah yang menentang adanya<br />

pengembangan pola fikir dalam tubuh Islam yang di lakukan oleh golongan orientalis<br />

atau golongan yang menghendaki perkembangan dalam khazanah Islam itu sendiri.<br />

Diantara pola yang dilakukan dalam pengembangan itu adalah dengan melakukan<br />

dialog.<br />

Di samping kuatnya fundamentalisme dalam kebangkitan itu, ada isyarat gerakan<br />

bagi kelompok-kelompok muslim ke arah dialog dengan agama-agama lain, terutama<br />

dengan agama Kristen. Kelompok fundamentalis tidak akan dapat melakukan dialog<br />

sebelum mengkompromikan kepercayaannya kepada finalitas dan superioritas Islam<br />

dan tentu cara ini tidak mereka kehendaki. Watt mengatakan “Di antara orang-orang<br />

yang disebut kelompok “liberal” lebih memiliki keterbukaan untuk melakukan dialog,<br />

namun sebagian mereka terutama hanya tertarik terhadap kebenaran pada pemikiran<br />

ulang aspek-aspek tradisional jati diri Islam dan hanya sedikit waktu untuk melihat<br />

hubungan hubungan Muslim-Kristen secara terinci.” 412<br />

Selama seperempat abad terakhir umat Islam dan Kristen sering melakukan<br />

seminar baik dalam bentuk formal atau informal dalam membahas masalah keagamaan<br />

yang menarik untuk dibahas. Di antara pembahasan yang menarik adalah ketika<br />

membahas tentang kitab suci, di mana umat Islam mempertanyakan tentang Bible dan<br />

begitu juga sebaliknya umat Kristen mempertanyakan tentang al-Quran, serta<br />

membahas apa-apa yang tertera dalam kitab-kitab tersebut, seperti kisah para nabi dan<br />

tentang kematian Yesus. 413 Maka dari sinilah bermula adanya keterbukaan antara kedua<br />

agama samawi ini dalam upaya untuk menyatukan kultur dunia seperti ilmu<br />

pengetahuan dan teknologi, serta dalam kultur keagamaan diantara setiap agama, agar<br />

terciptanya tatanan dunia yang aman dan damai.<br />

Untuk menemukan titik temu ini tidak bisa terlepas dari sikap orientalis Barat<br />

yang sekuler, dimana membedakan antara kultur ilmu pengetahuan dan kultur agama,<br />

dimana pandangan barat yang sekuler inilah yang sempurna dan tidak berubah. Dalam<br />

pandangan yang sekuler ini mengisyaratkan adanya kultur-kultur keagamaan yang<br />

saling mengisi satu sama lain. Walaupun demikian, berbeda dengan keagamaan itu,<br />

kultur ilmu pengetahuan terbuka untuk kritik dan di barat banyak terdapat kritik, dan<br />

setiap kritik membawa akan perubahan. 414<br />

412 Willian Mongomerry Watt, “Titik temu Islam dan Kristen Persepsi dan salah persepsi” (terj. Zaimudin), (Jakarta, 1996), hlm. 115<br />

413 Ibid. hlm. 116-118<br />

414 Ibid. hlm. 119<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 187

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!