04.05.2013 Views

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

KAJIAN ORIENTALIS QURAN HADIS - Blog MENGAJAR

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ada cerita bahwa Haji Hasan Mustapa-lah yang mengislamkan Snouck Hurgronje.<br />

Tapi cerita yang lebih dapat diterima, mestinya Aboebakar Djajadiningratlah --–paman<br />

Pangeran Ahmad Djajadiningrat dan Prof Dr Hoesein Djajadiningrat–-- yang<br />

mengislamkannya atau yang mengatur pengislamannya. Pada waktu itu, Aboebakar<br />

Djajadiningrat bekerja di Kantor Konsulat Belanda di Jeddah. Dialah yang banyak<br />

memberikan bahan-bahan tentang Mekkah, sehingga Snouck Hurgronje berhasil<br />

menulis bukunya Mekka dalam bahasa Jerman dua jilid yang dipuji banyak orang –--dan<br />

Snouck samasekali tidak menyebut Aboebakar Djajadiningrat sebagai sumbernya.<br />

Mestinya Snouck lebih dahulu berkenalan dengan Aboebakar Djajadiningrat daripada<br />

dengan Haji Hasan Mustapa yang ditemuinya di Jeddah, yang mungkin baru ditemuinya<br />

ketika dia ke Mekkah --–beberapa lama setelah tinggal di Jeddah.<br />

Prof. Dr. P. Sj. van Koningsveld dalam bukunya Snouck Hurgronje dan Islam<br />

(Girimukti Pasaka, Jakarta, 1989) menggambarkan kemungkinan Snouck masuk Islam<br />

dihadapan Qadi Jeddah dengan dua orang saksi setelah Snouck pindah tinggal bersamasama<br />

dengan Aboebakar Djajadiningrat (1989: 95-107). Snouck menetap di Mekah<br />

selama enam bulan dan disambut hangat oleh seorang ulama besar Mekah yang menjadi<br />

wali negeri Hijaz. Ia lalu kembali ke negaranya pada tahun 1885. Selama di Saudi Snouck<br />

memperoleh data-data penting dan strategis bagi kepentingan pemerintah penjajah.<br />

Informasi itu ia dapatkan dengan mudah karena tokoh-tokoh Indonesia yang ada di sana<br />

sudah menganggapnya sebagai saudara seagama. Kesempatan ini digunakan oleh<br />

Snouck untuk memperkuat hubungan dengan tokoh-tokoh yang berasal dari Aceh yang<br />

menetap di negeri Hijaz saat itu.<br />

Awal Penelitian Snouck Terhadap Indonesia<br />

Setelah kembali ke Leiden selama dua tahun, Snouck menawarkan diri untuk<br />

ditugaskan ke Aceh. Dia pun masih terus berkorespondensi dengan ulama-ulama<br />

Serambi Mekkah. Jabatan lektornya dilepas pada pertengahan Oktober 1887. Proposal<br />

penelitian kepada Gubernur Jenderal segera diajukan pada 9 Februari 1888. Niatnya<br />

didukung penuh oleh Direktur Pendidikan Agama dan Perindustrian (PAP), juga Menteri<br />

Urusan Negeri Jajahan. Proposalnya pun berjalan tanpa penghalang.<br />

Snouck segera berangkat. Tempat yang dituju adalah Aceh. Sayang, begitu sampai<br />

di pelabuhan Penang (Malaya), Gubernur H.K.F. van Teijn melarangnya masuk Aceh.<br />

Waktu itu tanggal 1 April 1889. Alasannya, Snouck bergaul dengan kaum pelarian dan<br />

berusaha masuk ke Aceh secara gelap. Akhirnya Snouck meluncur ke Batavia (kini<br />

Jakarta) dan tiba pada tanggal 11 Mei 1889.<br />

Salah satu alasan yang menceritakan detil penolakan di atas adalah bahwa<br />

sebenarnya Snouck akan melakukan tugas penting ke Aceh (1889) atas perintah<br />

Belanda. Ini sangat rahasia, ia naik kapal pos Inggris sampai ke pantai Sumatra. Melalui<br />

Pelabuhan Penang ia masuk pedalaman Aceh sampai ke istana sultan dengan cara<br />

memanfaatkan tradisi menghormat sesama Muslim yang dikenalnya di Mekkah. Tapi di<br />

pihak lain, perjalanan itu dianggap mata-mata oleh militer Belanda di Aceh. Mereka<br />

keberatan, maka ia harus dipulangkan.<br />

Kajian Orientalis terhadap al-Qur’an dan Hadis 172

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!