07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Ketika, misalnya, Anda menemukan orang mengalami kecelakaan<br />

di jalan, Anda tidak perlu bertanya terlebih dahulu apakah<br />

ia Muslim atau tidak. Ini adalah kehidupan riil di dunia, bukan<br />

persoalan bagaimana saya melibatkan diri dengan Tuhan. Prinsipnya,<br />

hubungan itu dibangun atas dasar moral. Kendati saya sebagai<br />

Muslim, namun begitu apapun yang saya lakukan harus berdasarkan<br />

pada nilai moral, bukan berdasarkan simbol agama semata.<br />

Yang terjadi di negara-negara Barat, seperti di negara-negara Skandinavia,<br />

yang menerapkan sekularisme, ternyata masyarakatnya cenderung<br />

bersikap ofensif terhadap agama. Bagaimana menurut Anda?<br />

Keberagamaan yang tidak tuntas akan menimbulkan gejala seperti<br />

itu. Sekularisme bukan berarti penghapusan agama dari ruang<br />

privat, tetapi demi menjadikan kehidupan betul-betul untuk manusia,<br />

bukan untuk kerajaan Tuhan. Kasus di Skandinavia, yang dianggap<br />

sebagai tempat pelecehan terhadap agama sering terjadi, sebetulnya<br />

di sana dimaknai lebih sebagai kebebasan berekspresi. Kita tidak bisa<br />

sekadar mengandalkan prakonsepsi atau apriori, apakah itu bentuk<br />

pelecehan atau karena ketidaktahuan mereka. Itu perlu dijelaskan.<br />

Banyak orang yang melihat Islam identik dengan kekerasan.<br />

Dalam konteks ini tantangan kita adalah bagaimana menunjukkan<br />

Islam yang sebenarnya. Bahwa Islam datang sejatinya untuk melandasi<br />

moral umat, tidak untuk menghancurkannya.<br />

Jadi diferensiasinya harus jelas. Tidak ada sepak bola Islam<br />

atau juga tidak ada sekolah Islam. Tidak ada simbolisasi-simbolisasi<br />

seperti itu, yang menggiring Islam tidak pada substansi moral<br />

yang universal. Bagaimanapun sekolah adalah sarana atau tempat di<br />

mana proses pendidikan berlangsung, bukan ruang ideologisasi.<br />

42<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!