07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

mereka, negara tetap harus melakukan tindakan tegas. Bagi saya<br />

silakan saja mereka hidup di negeri ini, kalau terjadi sesuatu atas<br />

mereka maka itu adalah tanggung jawab pemerintah.<br />

Saya ingat ketika terjadi kerusuhan di Solo antara pendukung<br />

Sarekat Islam dengan masyarakat Tionghoa, di mana persoalannya<br />

bukan karena agama, tetapi lebih oleh karena motif ekonomi.<br />

Kalau sekarang seenaknya konglomerat membawa uang negara ke<br />

luar negeri, bukankah wajar jika warga marah. Jangan lagi disebut<br />

konflik etnis, ras, atau bahkan agama. Konsep SARA harus kita<br />

hilangkan. Biarkan orang Kristen mengkritik orang Islam, begitupun<br />

sebaliknya. Masalahnya selama ini media masa tidak mampu<br />

menampung, akhirnya yang terjadi adalah munculnya sekat-sekat<br />

kelompok agama.<br />

Penyebab itu semua, sebagaimana sebelumnya saya katakan,<br />

karena menggejalanya budaya lisan. Jadi, sebagaimana saya utarakan<br />

dari awal, pokok soalnya adalah pendidikan kita yang tidak<br />

memiliki muatan kultur.<br />

Namun, bukankah budaya selain untuk menyeragamkan juga punya<br />

pengaruh untuk mendiversifikasi?<br />

Terutama diversifikasi budaya, itu sudah terjadi sejak 1960-<br />

an, dan diperbesar pada masa Orde Baru. Ketika kemudian datang<br />

globalisasi, di situ terjadi pendangkalan budaya. Artinya, kita<br />

menghargai batik, misalnya, bukan karena dia bagus atau karena<br />

alasan artistik, tetapi lebih karena sebagai sekadar seragam dengan<br />

kebanyakan. Kita kagum dengan Kartini tetapi tidak mengetahui<br />

secara mendalam siapa dia. Karena pengetahuan kita tentang Kartini<br />

kosong belaka, sebab kita tidak membaca siapa itu Kartini.<br />

86<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!