07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

gemoni, meskipun tidak secara eksplisit. Sehingga, reformasi yang<br />

dimulai dari amandemen konstitusi terancam mandek, terpotong<br />

oleh kembalinya kekuatan lama yang menggunakan kelompok-kelompok<br />

agama radikal sebagai ujung tombak.<br />

Jika Anda menyebut bahwa pembentukan Depag dan MUI tak lain<br />

dari sekularisasi cara Indonesia, meskipun tidak bersifat permanen.<br />

Buktinya, ketika Gus Dur mengisukan akan membubarkan Depag,<br />

reaksi balik yang muncul justru anti-sekularisasi, yaitu tuntutan pengembalian<br />

Piagam Jakarta. Bahkan, kini kekuatan konservatif sudah<br />

masuk melalui perda syariah<br />

di beberapa daerah. Bagaimana<br />

Anda menanggapinya?<br />

Masalahnya adalah<br />

pemerintah tidak punya kebijakan<br />

Sebenarnya, waktu itu untuk melindungi rakyat, terutama<br />

kelompok minoritas. Belum ada<br />

ada dua hal yang dikemukakan<br />

Gus Dur. Pertama,<br />

kebebasan untuk kelompok<br />

minoritas di Indonesia.<br />

Gus Dur ingin memisahkan<br />

MUI dari negara. Artinya,<br />

MUI tidak lagi disusui APBN, mereka harus diperlakukan seperti<br />

omas atau LSM lainnya. Kedua, saya kira, baru kemudian secara<br />

pelan-pelan negara membubarkan Depag. Itu disampaikan, kalau<br />

tidak salah, waktu acara Maulid Nabi, “Saya akan menyediakan<br />

uang untuk dana abadi bagi MUI,” katanya ketika itu sebagai<br />

presiden.<br />

Jadi, di kepala Gus Dur, pembubaran lembaga-lembaga itu<br />

sebenarnya sudah ada. Tapi, reaksinya memang sangat keras. Kemudian<br />

muncul, misalnya, kasus pengharaman Ajinomoto oleh<br />

MUI. Artinya, di luar bahwa MUI dibiayai negara, mereka juga<br />

Ahmad Suaedy –<br />

193

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!