07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

simbol kapitalisme paling mencolok, yaitu mata uang, masih mencantumkan<br />

nama Tuhan.<br />

Perkembangan politik Amerika Serikat, delapan tahun terakhir<br />

ini, juga dianggap condong berayun ke ‘kanan.’ Presiden George<br />

W. Bush dianggap membawa negara ke kanan, memasukkan agama<br />

Protestan ke dalam negara. Dalam konteks ini, apakah Bush bisa<br />

dipandang sebagai presiden sekular? Saya kira tidak.<br />

Di Ingris pun demikian. Banyak orang tidak tahu bahwa Ratu<br />

Inggris, yang kepala negara itu, pada saat yang sama juga menjadi<br />

kepala Gereja Anglikan. Orang banyak bilang, “itu kan cuma simbol.”<br />

Memang benar, hal itu mungkin bersifat simbolistik belaka.<br />

Akan tetapi, bukankah simbol<br />

itu bagian dari persatuan<br />

antara agama dan negara adanya akomodasi parsial. Hal-hal<br />

Inilah yang saya maksud dengan harus<br />

yang cukup penting.<br />

dalam Islam yang bisa diakomodir<br />

Dulu, ketika Pak Natsir oleh negara adalah yang paling sedikit<br />

meminta agar Islam dijadikan<br />

dasar negara, sebagian sementara yang sebaliknya tidak bisa.<br />

menimbulkan gejolak di masyarakat,<br />

orang juga melihatnya sebagai<br />

simbol. Sekarang, yang<br />

Karena Indonesia bukan negara Islam.<br />

mengaku sebagai negara Islam, Islamnya pun juga sekadar simbol.<br />

Pakistan misalnya. Begitu pula negara-negara yang secara simbolik<br />

Islam, tetapi substansi mungkin justru bertentangan dengan nilainilai<br />

Islam. Dan kita tetap melihatnya, terkadang dengan sinis,<br />

sebagai negara Islam.<br />

Pertanyaannya adalah apakah simbol itu penting? Saya kira ya.<br />

Kalau tidak penting, untuk apa harus ada Garuda Pancasila, kemudian<br />

Bendera Merah Putih. Secara substansial, Indonesia sebenarnya<br />

cukup diwakili oleh preambule atau mukadimah UUD 1945 yang<br />

Bahtiar Effendy –<br />

279

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!