07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

pok Islam garis keras yang selalu menawarkan seperangkat referensi<br />

tekstual untuk mendukung orientasi teologis yang intoleran dan<br />

tindakan-tindakan eksklusif. Karena itu, ketika sebuah kelompok<br />

atau individu sudah menganggap dirinya paling otoritatif dalam<br />

menafsirkan ajaran keagamaan, pada dasarnya mereka dengan mudah<br />

akan terjerumus pada tindakan yang bersifat otoriter. Sebab<br />

batasan antara yang otoritatif dan otoriter sangatlah tipis, dan<br />

mudah berubah.<br />

Orang yang otoritatif, justru biasanya akan bersikap bijaksana,<br />

toleran, dan membuka diri berdialog dengan yang lainnya. Yang<br />

otoritatif pun dalam setiap tindakannya akan mengedepankan<br />

pengkajian secara mendalam, belajar secara sungguh-sungguh, serta<br />

mendahulukan moralitas. Sedangkan orang yang otoriter, dengan<br />

segala cara ia akan menunjukkan dirinya dan paham kelompoknyalah<br />

yang paling otoritatif dan wajib diikuti oleh yang lainnya.<br />

Mereka umumnya membaca ayat-ayat al-Qur’an secara literal dan<br />

a-historis, dan karena itu hasilnya pun akan sampai pada kesimpulan<br />

yang eksklusif pula. Mereka menafsirkan al-Qur’an tanpa<br />

mempertimbangkan konteks sejarah dan sosiologisnya.<br />

Cara ini menurut saya, sering membuat para penafsirnya tidak<br />

dapat menangkap misi sesungguhnya dari teks, yang pada dasarnya<br />

selalu memberikan bimbingan nilai-nilai etika dan moral untuk manusia.<br />

Tidak jarang cara penafsiran otoriter seperti itu pada akhirnya<br />

mengarah pada tindakan-tindakan simbolik yang mendorong<br />

ke arah munculnya sikap pembedaan yang keras dan kaku antara<br />

kelompok Muslim dan non-Muslim, seperti penegasan konsep yang<br />

tegas tentang “Dâr al-Islâm” (daerah Islam) dan “Dâr al-Harb”<br />

(daerah musuh). Belum lagi gagasan-gagasan mereka yang utopis,<br />

semisal membentuk negara Islam yang kedengarannya sangat indah,<br />

Budhy Munawar-Rachman –<br />

lxxvii

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!