07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Melihat pengalaman multicultural act di Australia, hal seperti itu<br />

bisa kita lakukan, meski membutuhkan proses yang sangat lama.<br />

Berkaca pada konteks itu, ke depannya, menurut saya, MUI bukan<br />

tidak mungkin malah bisa menjadi lembaga perlindungan terhadap<br />

minoritas, tidak seperti sekarang. Preseden akan hal ini bisa dilihat<br />

pada kasus Singapura yang memiliki MUIS, MUI-nya Singapura,<br />

yang justru menjadi tempat utuk melindungi kepentingan Muslim<br />

yang minoritas. Jadi, yang harus menjadi agenda kita adalah bukan<br />

hanya mengubah UU, melainkan juga mentransformasi peran<br />

lembaga-lembaga.<br />

Hak dan kebebasan beragama dalam negara demokratis adalah nonderogable<br />

rights, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Apa lacur, dalam<br />

praktiknya Indonesia kerap meginkuisisi keyakinan yang dianggap<br />

berbeda. Bagaimana Anda menjelaskan praktik anti-pluralisme dan<br />

anti-demokrasi begitu nyata menodai pemerintah Indonesia?<br />

Berbeda dengan di Malaysia, yang mempraktikkan kekerasan<br />

by commission, pemerintah kita melakukan pembatasan terhadap<br />

kelompok minoritas dan agama tertentu. Kekerasan pemerintah<br />

Indonesia cenderung bersifat by ommission, membiarkan orang atau<br />

kelompok tertentu teraniaya atau dilanggar hak-haknya. Menurut<br />

saya, hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor: pertama, karena<br />

visi pemerintah yang bertentangan dengan mayoritas. Bung Karno<br />

sendiri sebenarnya memberikan teladan visi negarawan yang afirmatif<br />

dengan isu internasional, isu mayoritas, dalam hal ini penghargaan<br />

terhadap HAM. Dia pernah menolak berpidato di suatu<br />

tempat di mana perempuan dan laki-laki ditempatkan di ruang<br />

yang terpisah. Baginya, itu sudah masuk pada kategori tindakan<br />

220<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!