07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

tahu dan mengerti sebelum berdialog dengan mereka. Hendaknya<br />

mekanisme tersebut sesuai dengan cara atau tradisi warga. Bukan<br />

melalui rapat umum di kelurahan atau pendopo kecamatan, tetapi<br />

melalui gardu-gardu ronda, ta’ziyah dan obrolan di pasar. Sehingga<br />

ketika anggota masyarakat<br />

mencari titik nilai yang disepakati<br />

bersama maka proses-<br />

Kalau kita tidak ingin memakai konsep<br />

demokrasi, maka yang dapat diajukan<br />

nya benar-benar harus melalui<br />

dialog yang panjang. Ke-<br />

dalam pengertian dialog berkualitas<br />

adalah konsep mutawâthir. Mutawâthir<br />

tika negara membuat aturan<br />

yang berlaku di semua orang. Bukan dialog yang berujung<br />

yang melibatkan sebanyak-banyaknya<br />

wilayah, maka prosedurnya pada klaim dan stigma. Bagi saya<br />

harus melalui proses dialog klaim adanya mayoritas merupakan<br />

yang mendengar suara dari manipulasi fakta-fakta statistik yang<br />

lalu dijadikan fakta politik. Istilah<br />

daerah-daerah. Itu mungkin<br />

mayoritas merupakan hasil kreasi<br />

tidak cukup hanya dilakukan<br />

sekali.<br />

elite untuk mengatasnamakan<br />

orang lain, dalam hal ini masyarakat.<br />

Melalui cara-cara dialog<br />

Padahal kalau kita merujuk pada<br />

seperti itulah suara dan aspirasi<br />

dari kelompok mino-<br />

politik ternyata umat Islam bukanlah<br />

hasil pemilihan umum saja, secara<br />

ritas dapat diakomodir. Proses<br />

dialog memungkinkan<br />

mayoritas.<br />

kita untuk mencari niali-nilai<br />

kenasionalan di tengah kemajemukan agama dan etnik yang<br />

ada. Jangan sampai nilai-nilai itu dipaksakan secara top down.<br />

Pemimpin-pemimpin nasional menganggap dirinya sebagai pihak<br />

yang paling mengerti tentang apa yang menjadi kepetingan dan<br />

kebutuhan kelompok minoritas. Harusnya terjadi arus balik dalam<br />

proses dialog semacam itu.<br />

Abdul Munir Mulkhan –<br />

163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!