07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Wacana sekularisme di Indonesia mendapat resistensi yang cukup kuat.<br />

Bagi kalangan masyarakat yang beragama, lebih-lebih kaum Muslimin,<br />

beranggapan bahwa sekularisme adalah ancaman terhadap agama. Bagaimana<br />

Anda melihat masalah ini?<br />

Memang berkembang anggapan di kalangan umat beragama<br />

bahwa sekularisme menentang agama. Padahal masalahnya tidak<br />

sesederhana itu. Karena hal tersebut sangat tergantung bagaimana<br />

paham sekularisme diterapkan. Yang pertama-tama perlu dicatat<br />

adalah bahwa paham sekularisme bukan semacam cetak-biru yang<br />

sudah jadi. Walaupun sejarahnya sangat panjang, namun sampai sekarang<br />

tampaknya pewujudannya masih mengalami dinamika sesuai<br />

dengan perkembangan dan persoalan yang terjadi dalam masyarakat<br />

modern. Untuk membicarakan sekularisme ada baiknya bila kita menyimak<br />

latar belakang kemunculan paham ini. Sebab bagaimanapun<br />

sekularisme, dalam penerapannya, tidak terlepas dari latar belakang<br />

kesejarahan masing-masing negara.<br />

Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemunculan paham sekularisme<br />

tidak bisa dilepaskan dari perkembangan hubungan agama<br />

dan kekuasaan dalam masyarakat Barat di Abad Pertengahan. Paham<br />

sekularisme lahir terutama sebagai reaksi terhadap kekuasaan gereja<br />

yang sangat dominan terhadap raja-raja Kristiani di Eropa. Karena<br />

itu ide dasar sekularisme adalah pemisahan gereja dan negara, yakni<br />

bagaimana gereja, yang kemudian diterjemahkan sebagai agama, tidak<br />

lagi mencampuri perikehidupan bernegara. Kalau kita menyimak perkembangan<br />

sekularisme di Inggris, kita bisa merujuk ke abad ke-16,<br />

ketika Henry VIII, pada 1534, mengambil alih kontrol Paus terhadap<br />

gereja-gereja di Inggris, karena Paus tidak mau merestui perkawinannya<br />

dengan Catherine dari Aregon. Bahkan, kemudian Raja Inggris<br />

menjadi Pimpinan Gereja Anglikan. Dalam kurun waktu beratus-ra-<br />

374<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!