07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

itu bisa dijalankan oleh masyarakat sendiri, bukan negara. Sebab<br />

negara ini milik bersama. Orangnya bermacam-macam, baik dari<br />

segi agama, etnis maupun yang lainnya. Karena itu saya mengambil<br />

posisi, pertama, harus melindungi minoritas, apapun bentuknya.<br />

Kedua, menggalakkan dialog antar-agama. Sebab dialog tersebut<br />

akan melindungi minoritas dari segi (minoritas) keagamaan.<br />

Konteks perlindungan minoritas itu tetap dilakukan oleh negara?<br />

Oh iya, tentu saja melalui negara dan sikap masyarakat itu<br />

sendiri.<br />

Kalau melihat tindakan kelompok orang yang menyerang kelompok<br />

lain, misalnya kasus Ahmadiyah, apa pendapat Gus Dur?<br />

Tindakan semacam itu tidak boleh. Hal tersebut merupakan<br />

bentuk pemaksaan kehendak. Dalam hal ini saya membagi bentuk<br />

reaksi kaum Muslimin, sepanjang sejarah, terhadap tantangan yang<br />

datang dari luar menjadi dua. Salah satunya adalah reaksi-reaksi kultural.<br />

Budaya NU dan Muhammadiyah itu lahir dari model reaksi<br />

yang sama, yakni reaksi kultural. Bedanya cuma sedikit. Yaitu dari<br />

abad kelima Hijriyah yang bertepatan abad ke-11 Masehi. Waktu<br />

itu ada keputusan para ulama bahwa ziarah kubur itu boleh. Lalu<br />

jadilah NU. Sedangkan bagi ulama lain berpendapat bahwa ziarah<br />

kubur itu dilarang. Kemudian berdirilah Muhammadiyah.<br />

172<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!