07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Jadi, sebetulnya teman-teman Muslim yang lain belum melihat<br />

apa yang Cak Nur dan Gus Dur lihat. Memang dulu Gus Dur<br />

mengungkapkan, sebagaimana pernah saya baca, ada keinginan<br />

dalam hatinya untuk membuat negara Islam, tetapi kemudian ia<br />

menyadari bahwa hal itu tidak mungkin. Bagaimanapun, dari segi<br />

konteks dan aspek sosiologisnya tidak mungkin mendirikan negara<br />

Islam. Dan dari sinilah Gus Dur menyadari persoalannya bukan<br />

pada what is-nya. Setelah ia benar-benar menyelami masalah ini,<br />

kemudian ia mengambil kesimpulan tidak boleh ada negara Islam.<br />

Ia menolak negara Islam pertama-tama bukan karena alasan<br />

what is tapi karena alasan what ought. Jadi kembali lagi harus kita<br />

camkan bahwa yang lebih rugi adalah agama kita sendiri kalau<br />

sampai ada negara agama.<br />

Saya kasih contoh soal politisasi agama, beberapa waktu lalu<br />

saya bicara mengenai Perda Injil Manokwari pada diskusi yang diadakan<br />

Reformed Center for Religion and Society bersama Mas Yudi<br />

Latif dan Mas Ahmad Suaedy. Siapa pendukung perda syariah di<br />

30-an kabupaten? Bukan monopoli partai agama seperti Partai Keadilan<br />

Sejahtera (PKS), melainkan partai sekular sebagai pendukung<br />

utamanya. Inilah problem kita. Ini pembodohan atau apa? Tetapi<br />

yang jelas posisi saya ketika berbicara pada saat itu adalah saya tidak<br />

setuju dengan apa yang terjadi di Manokwari. Walaupun ada halhal<br />

yang harus kita mengerti ihwal situasi di Manokwari namun<br />

mengenai perda Injil, bagi saya, tetap tidak bisa ditolerir.<br />

Ketika menyatakan ketidaksetujuan, selain social argument, saya<br />

memakai Biblical argument, theological argument, spiritual argument,<br />

dan moral argument. Kenapa saya mesti menggunakan berbagai macam<br />

argumen normatif tersebut, karena saya teringat dengan pertanyaan<br />

teman saya di Boston, bagaimana kalau Kristen menjadi<br />

Benjamin F. Intan –<br />

363

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!