07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

juga tidak pernah melarang perempuan mengikuti perang pada<br />

zaman beliau hidup, baik berfungsi di belakang (penyiapan logistik)<br />

maupun di depan (ikut<br />

mengangkat senjata). Bahkan<br />

ada Sahabat perempu-<br />

Islam berpandangan bahwa<br />

perempuan perlu dilindungi dan<br />

an bernama Nusaibah yang dihargai, tapi tidak dengan cara<br />

terluka dalam perang ketika memasung kebebasannya sebagai<br />

berusaha melindungi Rasulullah<br />

dari serangan musuh. laki, melainkan dengan menciptakan<br />

manusia yang setara dengan laki-<br />

Artinya, ruang politik bagi sistem yang membuat perempuan<br />

perempuan memang ada. merasa aman di satu sisi dan<br />

Umar ibn Khattab juga pernah<br />

mengangkat seorang pe-<br />

menerapkan sanksi yang berat kepada<br />

siapapun yang melanggar aturan dan<br />

sistem itu.<br />

rempuan bernama al-Syifa<br />

sebagai kepala pasar Madinah.<br />

Pasar pada saat itu fungsinya tidak hanya untuk jual beli barang<br />

melainkan sebagai pusat ekonomi dan keuangan sekaligus.<br />

Argumentasi yang berasal dari wahyu, hadits, dan sejarah inilah<br />

yang menjadi dasar bahwa Islam tidak melarang perempuan terlibat<br />

dalam politik.<br />

Namun dalam perjalanannya kemudian sejarah Islam memarginalkan<br />

perempuan. Bahkan setelah era Tabi’in jumlah intelektual<br />

Islam perempuan menurun drastis, dari 1000 lebih pada masa<br />

Sahabat tinggal 200-an orang pada masa Tabi’it-tabi’in. Kemudian<br />

kita tahu bahwa sejarah Islam yang ditulis adalah sejarah kekuasaan<br />

yang sama sekali tidak melibatkan intelektual perempuan. Warisan<br />

itulah yang sekarang kita baca, sehingga kesan yang muncul<br />

Islam tidak memperbolehkan perempuan untuk aktif dalam ruang<br />

publik. Inilah tugas kita di abad ini untuk melakukan kontekstua-<br />

Badriyah Fayumi –<br />

321

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!