07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

dalam tulisan itu, sebagai unsur-unsur kapitalisme yang dilabeli<br />

Islam. Dengan kata lain Kapitalisme berlabel Islam.<br />

Tulisan Hefner itu sebenarnya berbicara tentang sejarah perundang-undangan<br />

perbankan Islam di Indonesia. Diawali tahun<br />

1980-an sudah ada usaha untuk membangun Bank Islam, tapi<br />

ditolak, karena UU-nya belum ada. Setelah ICMI yang disponsori<br />

oleh Seoharto berdiri pada 1990, lalu ada perubahan UU<br />

Perbankan yang memungkinkan Bank Syariah atau Bank Muamalat<br />

didirikan, bahkan di counter-counter bank konvensional. Praktiknya<br />

adalah melabeli kapitalisme dengan label Islam.<br />

Di antara analisis yang dapat disampaikan di sini adalah bahwa<br />

management fee pada Bank Syariah yang ada sekarang jauh lebih<br />

eksploitatif dibandingkan dengan bunga bank konvensional.<br />

Bedanya, kalau bunga bank konvensional hanya beberapa%, tapi<br />

eksplisit dinamakan bunga, sedangkan Bank Syariah menamainya<br />

musyarakah dan sebagainya, yang diklaim sebagai kerja sama. Memang<br />

sepertinya tidak berupa bunga, tapi praktiknya lebih eksploitatif<br />

kepada nasabah. Itu pertama.<br />

Yang kedua, hanya perusahaan-perusahaan besar yang bisa<br />

mengikuti persyaratan musyarakah. Sebab tidak mungkin seorang<br />

pedagang kaki lima dapat memenuhi persyaratan Bank Syariah.<br />

Sementara kalau di bank konvensional itu sangat mungkin, karena<br />

ada bank konvensional yang bunganya kecil dan tanpa agunan.<br />

Selain itu, kalau dia tidak memenuhi syarat manajemen, maka dia<br />

harus memberi fee manajemen ke bank.<br />

Jadi, sekali lagi, Islamizing Capitalism itu bukan menarik kapitalisme<br />

ke dalam nilai-nilai Islam, tapi melabeli kapitalisme dengan<br />

Islam. Hefner mungkin tidak mengatakan itu, tapi saya menafsir-<br />

210<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!