07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Pluralisme pada tingkat teologis terkait dengan persoalan eskatologis<br />

mengenai keselamatan di akhirat. Pluralisme agama merupakan<br />

polemik teologis, lantaran ia menyatakan bahwa semua<br />

agama—meskipun berbeda rumusan teologisnya, doktrinnya, dan<br />

ritualnya—adalah benar. Dalam buku saya, Reorientasi Pembaruan<br />

Islam Indonesia, Sekularisme, Liberalisme dan Pluralisme, saya menjelaskan<br />

mengenai pentingnya memahami persoalan bahwa semua<br />

“agama pada dasarnya benar” ini, pertamakali dari sudut negara,<br />

yang menjadikannya “netral” terhadap agama, dan dari sudut teologi,<br />

yang menjadikan suatu agama bersikap plural dalam soal<br />

kebenaran (eksoterik).<br />

Islam juga mengenal konsep kebebasan (liberalisme). Bahkan<br />

pada masa Rasul, paham liberalisme itu “sudah ada”. Bagaimana<br />

Rasul sebagai orang yang beragama, bisa membebaskan masyarakatnya.<br />

Itu dimulai dari upayanya untuk memahami orang lain. Islam<br />

mengakui hak-hak individu. Sejak awal, misi Islam adalah liberasi<br />

atau pembebasan dari penindasan, tirani, dan pembebasan dari berbagai<br />

bentuk ketidakadilan. Semangat inilah yang harus selalu kita<br />

tangkap, sehingga tidak terjadi lagi hegemoni kebenaran penafsiran,<br />

termasuk fatwa yang menganggap paham tertentu sesat.<br />

Liberalisme dalam Islam adalah keinginan menjembatani antara<br />

masa lalu dengan masa sekarang. Jembatannya adalah melakukan<br />

penafsiran-penafsiran ulang sehingga Islam menjadi agama yang<br />

hidup. Karena kita hidup dalam situasi yang dinamis dan selalu<br />

berubah, sehingga agar agama tetap relevan perlu cara pandang<br />

baru atau tafsir baru dalam melihat dan memahami agama.<br />

Dalam tradisi filsafat Islam ada kebebasan berpikir yang berusaha<br />

memberikan alternatif bagi pemahaman ortodoks. Dalam tasawuf<br />

kita juga mengenal doktrin kebebasan dalam memahami teks Kitab<br />

Budhy Munawar-Rachman –<br />

lxiii

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!