07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

melekat kekhasan budaya Arab: bahasa al-Quran dengan bahasa<br />

Arab, pakaian, arsitektur masjid, dan lain sebagainya. Dia sama sekali<br />

tidak tunggal, tetapi telah mengalami penyesuaian-penyesuaian<br />

dengan budaya dan lingkungan sosial setempat. Contohnya Islam<br />

di Indonesia. Agama Islam yang datang dari dunia Arab, sudah bercampur<br />

aduk dengan budaya lokal. Memang ada upaya untuk mempertahankan<br />

ciri keislamannya ala budaya Arab: memakai bahasa<br />

Arab, jilbab, arsitektur dan design yang khas Arab. Tetapi dalam<br />

kenyataannya setelah tiba di Indonesia, mulai terpadukan dengan<br />

budaya khas Indonesia, misalnya: memakai sarung, peci, intonasi<br />

suara adzan yang sudah disesuaikan dengan intonasi “lagu” lokal,<br />

model arsitektur masjid yang sudah disesuaikan dengan arsitektur<br />

lokal, dan lain sebagainya.<br />

Demikian halnya dengan agama Kristen, tidak tunggal. Di<br />

hampir semua unsur dalam kekristenan sudah mengalami proses<br />

sinkretisasi sosial-kultural dengan lingkungan di mana agama Kristen<br />

itu lahir, bertumbuh, tersebar dan hidup berkembang. Dan ketika<br />

sampai ke Indonesia sudah melalui beberapa penyesuaian kultur<br />

dan peradaban serta tradisi dunia yang luas dan berbeda-beda termasuk<br />

tradisi lokal di mana gereja itu lahir dan bertumbuh.<br />

Bagaimana kita bisa mempersalahkan atau menolak pandangan<br />

pluralisme karena alasan atau faktor sinkretisme? Itu sangat berlebihan.<br />

Sinkretisme diidentikkan dengan pencampur-adukan agama-agama<br />

sehingga bisa mengakibatkan “identitas” agama “saya”<br />

atau agama “kami” menjadi kabur, tidak jelas atau bahkan hilang,<br />

tergantikan dengan agama lain atau agama baru? Ini sangat berlebihan.<br />

Justru dalam pluralisme kita saling mengakui keberadaan<br />

dan perbedaan masing-masing agama. Tidak ada yang direlatifkan,<br />

tetapi perlu dengan kekhasan masing-masing. Perbedaan-perbedaan<br />

454<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!