07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Kalau persoalannya bukan pada partai-partai Islam, gerakan Islam<br />

yang eksklusif maupun pemerintah yang tidak tegas, lantas apa sesungguhnya<br />

yang menjadi masalah bagi sekularisme di Indonesia?<br />

Makasud saya, yang terpenting bagi kita adalah: pertama, budaya.<br />

Sekarang kita telah kehilangan budaya yang baik. Misalnya<br />

budaya antri. Antri minyak tanah saja kita tidak bisa. Keharusan<br />

untuk mengakui kekalahan<br />

diri sendiri dan mengakui Khilâfah hanya tepat pada masanya.<br />

kemenangan orang lain pun Sekarang tidak mungkin. Orang<br />

kita belum terbiasa. Itu semua<br />

jelas bukan berasal dari tidak mungkin lagi mengusung<br />

Islam juga harus sadar, sekarang<br />

agama. Jadi, ada budaya kita Pan-Islamisme. Karena nasionalisme<br />

yang tidak mesti berasal dari dan negara bangsa sudah menjadi<br />

agama yang menghambat kenyataan yang tak bisa dihindarkan.<br />

atau bermusuhan (inimical)<br />

dengan demokrasi. Kedua, masalah kelembagaan atau institusi-institusi<br />

negara. Dan ketiga, masalah kepercayaan (trust) dari para<br />

aktivis politik yang masih lemah.<br />

Kalau mau mengembangkan demokrasi, mestinya bukan sekadar<br />

menyelenggarakan pemilihan umum secara langsung. Saya<br />

sendiri merasa begitu aneh akan demokrasi Indonesia. Demokrasi<br />

seperti apa yang hendak kita bangun? Kok hampir setiap hari ada<br />

Pilkada? Sementara itu, parpol, kendaraan politik utama, bisa dibeli.<br />

Suatu partai bersedia mencalonkan seseorang yang notabene<br />

bukan kadernya untuk menjadi calon presiden, asal bersedia memberi<br />

insentif finansial atau material tertentu. Kita telah menjalankan<br />

prosedur demokrasi, tapi karena tradisinya tidak ada, kepercayaan<br />

terhadap demokrasi pun tetap lemah. Saya melihat para politisi<br />

Bahtiar Effendy –<br />

285

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!