07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Namun demiki-an, sebagai seperangkat nilai, Islam sama sekali<br />

tidak memberikan tuntunan yang rinci mengenai bagaimana<br />

orang atau suatu lembaga me-nyusun urusan “kaisar” yang hanya<br />

diperuntukkan buat “kaisar” – tanpa mempertimbangkan hak-hak<br />

(pribadi) warganya. Begitu<br />

pula Islam tidak membuat<br />

aturan khusus ihwal hak perihal sekularisme merupakan<br />

Merumuskan sebuah pembahasan<br />

publik yang semata diperuntukkan<br />

untuk wilayah pub-<br />

Adalah ekstrem memandang<br />

pekerjaan yang tidak gampang.<br />

lik. Kendati demikian, kita gagasan sekularisme sebagai paham<br />

harus hati-hati dan selalu antiagama. Karena itu, sepatutnya<br />

mengantisipasi setiap kecenderungan<br />

dari umat Islam<br />

sekularisme dipahami sebagai bentuk<br />

ketidakpedulian ter-hadap nilai-nilai<br />

transendental, terlebih agama”.<br />

yang menggunakan agama<br />

untuk kepentingan pribadi<br />

dengan dalih yang diyakininya. Inilah yang disebut sebagai sikap<br />

membajak Tuhan. Untuk itulah kita hendaknya berhati-hati agar<br />

tidak mudah tergelincir pada sikap seperti itu.<br />

Jika demikian, menurut Anda bagaimana idealnya relasi antara agama<br />

dan negara atau antara iman dan politik, sehingga dapat dihindarkan<br />

politisasi agama?<br />

Menurut hemat saya, negara merupakan alat untuk menjunjung<br />

tinggi moralitas. Sementara itu, sesungguhnya inti dari agama<br />

adalah semangat moral, walaupun di sana juga ada seperangkat hukum.<br />

Karena itu, ada istilah hudan li al-nâs; hudan li al-muttaqîn:<br />

hakikat agama adalah petunjuk bagi manusia, yang di dalamnya<br />

mencakup moral yang komperhensif. Jadi, posisi negara tidak lain<br />

Ahmad Syafii Maarif –<br />

225

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!