07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

orang Depag mengatakan “bisa saja pembubaran Depag dilakukan<br />

asalkan tujuh kata dalam Piagam Jakarta itu dikembalikan.”<br />

Fakta tersebut menunjukkan juga bahwa ada beberapa kalangan<br />

yang menganggap upaya untuk membubarkan Depag merupakan<br />

tindakan ahistoris.<br />

Pertarungan dalam soal ini sendiri memang sangat keras. Dulu,<br />

sebagian orang Kristen keberatan dengan penggunaan kata Ketuhanan<br />

Yang Maha Esa dalam sila Pancasila, karena terlalu berbau<br />

Islam. Namun, karena satu dan lain hal, akhirnya tetap menggunakan<br />

Ketuhanan Yang Maha Esa. Tapi, dalam pembukaan Undang-<br />

Undang Dasar (UUD) 1945 kata ‘Yang Maha Esa’ tidak lagi dipakai.<br />

Dalam pembukaan itu disebutkan “berkat rahmat Allah Yang<br />

Maha Kuasa”, bukan ‘Yang Maha Esa’. Jadi ada persoalan pilihanpilihan<br />

kosa kata untuk menentukan arah dari negara. Kalau ketuhanan<br />

merupakan kata benda yang abstrak, maka UUD ’45 seharusnya<br />

tidak menyebut kata tuhan atau Allah, karena orang Hindu<br />

dan Budha tidak memiliki konsep Tuhan yang konkret (imanen)<br />

seperti agama-agama lain, melainkan lebih bersifat abstrak, sangat<br />

transenden. Mestinya, arti ketuhanan dibiarkan kepada pemaknaan<br />

setiap orang, kelompok dan agama, bukan negara.<br />

Lantas sebutan yang tepat untuk Indonesia ini negara seperti apa?<br />

Apakah ada model baru untuk menjelaskan posisi Indonesia dalam<br />

konteks relasi agama dan negara?<br />

Model seperti ini, saya kira, khas Indonesia. Pada negara-negara<br />

lain tidak ada prototipe negara seperti Indonesia yang di dalam<br />

Pancasila dan UUD negaranya tidak mencantumkan sama sekali<br />

negara agama, meski pada paraktiknya ada departemen khusus<br />

100<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!