07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Oleh banyak kalangan sekularisme begitu saja diartikan sebagai antiagama.<br />

Akibatnya resistensi terhadap paham ini begitu kuat, terutama,<br />

di kalangan agamawan. Tetapi, menurut pandangan Anda, apa sebenarnya<br />

sekularisme?<br />

Secara pribadi, sejak awal, saya tidak mempunyai problem dengan<br />

istilah tersebut. Ketika banyak orang mempunyai pandangan ihwal sekularisme<br />

yang berarti bertolak belakang dengan kepercayaan agama,<br />

menurut saya tidak sepenuhnya benar. Memang, dari beberapa pengalaman<br />

sejarah di beberapa negara Eropa, kesimpulan ini bisa dianggap<br />

benar. Demikianpun dari segi kata yang memiliki arti soal-soal<br />

“keduniawian”, yang kemudian dengan serta-merta dilawankan pada<br />

soal-soal yang berdimensi “surgawi” – dan itu diidentikkan dengan<br />

agama. Kesimpulan semacam ini sebenarnya perlu didiskusikan lagi.<br />

Sebab, dua wilayah yang oleh banyak orang atau kelompok tertentu<br />

dipertentangkan secara hitam-putih, dan kita diharuskan memilih yang<br />

putih, dalam hal ini agama, bukanlah wilayah-wilayah yang begitu<br />

mudah untuk ditarik garis tegasnya – untuk dipisahkan.<br />

Dalam kenyataannya, orang yang sekular tidak selalu menolak agama<br />

atau beragama. Atau sebaliknya, tidak semua orang yang menolak<br />

agama atau tidak mau beragama secara otomatis dapat disebut sekular.<br />

Bagi saya analogi-analogi seperti ini terlalu sederhana dan dangkal. Boleh<br />

jadi seseorang tidak mau beragama atau menolak agama atau tidak<br />

mau pusing dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan agama<br />

lebih karena faktor-faktor lain. Mungkin saja agama mereka adalah<br />

“agama sekular” itu sendiri, yang tidak bisa diukur dengan rumusanrumusan<br />

baku sehingga dapat didefinisikan sebagai agama atau yang<br />

belum tentu diterima oleh semua pihak, apalagi dipertanggungjawabkan.<br />

Celakanya, dalam konteks masyarakat kita, definisi tentang apa<br />

itu agama diukur dengan syarat-syarat yang sudah menjadi “standard”<br />

422<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!