07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

mi masyarakat. Pada titik ini jugalah pentingnya good governance<br />

dan sebagainya. Sisi ekonomi masyarakat perlu diperkuat sehingga<br />

menjadi independen.<br />

Sementara itu, di wilayah negara juga harus dibangun akuntabilitas,<br />

seperti antikorupsi, fairness dan rekrutmen birokrasi yang<br />

tidak lagi berdasarkan nepotisme, tapi profesionalitas. Kalau dua<br />

arah ini bisa dilakukan, saya kira, kita pasti akan dapat mewujudkan<br />

idealitas sekularisasi dan tentunya juga demokrasi. Tetapi, kalau<br />

korupsi tetap tidak bisa diatasi, akuntabilitas tidak bisa dibangun,<br />

dan ekonomi masyarakat tetap lemah, akibatnya sekularisasi<br />

menjadi sangat sulit.<br />

Ada yang melihat kerumitan hubungan antara agama dan negara<br />

karena ambiguitas konstitusi dan perundang-undangan di Indonesia.<br />

Misalnya UU No.1/PNPS/1965, pasal 156a KUHP, atau bunyi pembukaan<br />

UUD ’45 bahwa negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha<br />

Esa. Regulasi-regulasi restriktif yang ada sekarang biasanya mengacu<br />

pada aturan hukum tersebut. Pertanyaannya, apakah tercederainya<br />

hak-hak warga negara untuk bebas berkeyakinan disebabkan ambiguitas<br />

konstitusi dan perundang-undangan?<br />

Menurut saya konstitusi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari<br />

konteksnya. Sebab, ia tidak berada pada ruang kosong. Pada waktu<br />

disusunnya pun memang sudah terjadi tarik-menarik. Dalam praktiknya<br />

sekarang memang sangat tergantung pada kekuatan-kekuatan<br />

politik yang ada. Misalnya, kalau kita lihat sejarahnya, Deparemen<br />

Agama (Depag) lahir pada saat Perdana Menteri Syahrir. Meskipun<br />

Syahrir sendiri adalah orang yang sekular, tapi dalam kondisi<br />

tersebut, dia lebih melihatnya secara pragmatis. Adanya kelompok<br />

190<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!