07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Mereka jelas antikebudayaan. Coba lihat Iran, negara yang tidak<br />

pernah dijajah. Meski demikian mereka tetap melawan kapitalisme.<br />

Dan kebudayaan yang mereka serap, yakni budaya Persia, berusaha<br />

disaring dan disesuaikan dengan negaranya. Artinya kebudayaannya<br />

tidak dibunuh. Lain halnya dengan Pakistan, di mana kebudayaannya<br />

dibunuh. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia.<br />

Coba Anda baca tulisan-tulisan Soekarno dan Hatta, di sana<br />

banyak menyebutkan bahwa, pertama, nasionalisme Indonesia bercirikan<br />

menentang kolonialisme. Kedua, dalam bidang ekonomi,<br />

nasionalisme menentang eksploitasi asing. Artinya, mereka menentang<br />

kapitalisme dan liberalisme. Ketiga, ketika budaya asing masuk<br />

ke Indonesia, maka hal tersebut terlebih dahulu disaring dan<br />

disesuaikan dengan budaya lokal. Dalam konteks inilah kemudian<br />

kedua tokoh bangsa ini menerjemahkannya ke dalam konsep<br />

Bhinneka tunggal ika.<br />

Bhinneka tunggal ika muncul karena menyadari bahwa kita<br />

senasib dan sepenanggungan melawan penjajah. Kebetulan kita<br />

satu rumpun, baik etnik, budaya, dan bangsa. Kemudian rumpunrumpun<br />

itu diikat oleh agama, diikat oleh Hindu, Budha, Katolik,<br />

Kristen, dan Islam.<br />

Kebhinekaan kita berbeda dengan Malaysia, India, Cina, begitu<br />

juga Amerika. Mereka punya ras dan etnis yang berbeda.<br />

Kalangan politisi sekarang seringkali tidak memperhatikan faktafakta<br />

antropologi, sejarah, dan budaya. Karenanya mereka banyak<br />

bicara ngawur. Dalam hal ini pun tidak cukup hanya mempelajari<br />

antropologi, tapi juga mempelajari kesusastraan, seperti di Jepang<br />

yang mengajarkan sastra mereka sejak dari pendidikan dasar.<br />

Jadi, ada hal-hal yang harus kita perhatikan: pertama, kita<br />

punya pengalaman dijajah melalui politik etis Belanda, semen-<br />

82<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!