07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Apa yang melatarbelakangi terbitnya buku <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong><br />

<strong>Beragama</strong> ini?<br />

Buku percakapan ini dibuat untuk melihat ide-ide yang bisa melindungi<br />

kebebasan beragama di Indonesia dalam konteks kekinian.<br />

Apalagi kebebasan beragama telah dijamin secara hukum. Dalam<br />

UUD Pasal 29 Ayat 2 disebutkan bahwa negara menjamin kemerdekaan<br />

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing<br />

dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Hal<br />

itu juga dikuatkan dengan Undang-undang tahun 2005 tentang pengesahan<br />

Kovenan Internasional mengenai Hak-hak Sipil dan Politik<br />

pasal 18 “Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, berkeyakianan,<br />

dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk menganut atau<br />

menerima suatu agama atau kepercayaan atas pilihannya sendiri, dan<br />

kebebasan, baik secara individu maupun bersama-sama dengan orang<br />

lain, dan baik itu di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan<br />

agama atau kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, ketaatan, pengalaman,<br />

dan pengajaran.”<br />

Salah satu yang memicu masalah kebebasan beragama di Indonesia<br />

yang kuat belakangan ini adalah adanya fatwa Majelis Ulama<br />

Indonesia (MUI) tentang pengharaman sekularisme, liberalisme dan<br />

pluralisme. Sampai hari ini ide sekularisme, liberalisme dan pluralisme<br />

telah menjadi suatu ide yang “menakutkan” bagi sebagian kalangan<br />

masyarakat Indonesia–terutama pasca keluarnya fatwa MUI.<br />

Keragaman yang semestinya dapat mendorong bangsa Indonesia pada<br />

kehidupan yang harmonis, menjadi tidak berkembang oleh fatwa<br />

tersebut. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sebelum<br />

fatwa MUI tersebut, kehidupan masyarakat beragama yang relatif<br />

harmonis, sering berubah menjadi ketegangan, yang pada akhirnya<br />

xlviii<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!