07.06.2015 Views

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

Membela Kebebasan Beragama 1 - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

–<strong>Democracy</strong> <strong>Project</strong>–<br />

Dalam situasi seperti ini maka yang perlu kita sadari ialah bahwa<br />

apa yang kita yakini sebagai ajaran agama, bagaimanapun, lebih<br />

bersifat persepsi dan interpretasi manusia yang hidup dalam serba<br />

keterbatasan, baik pengetahuan maupun pengalaman. Manusia<br />

adalah makhluk relatif yang selalu berada dalam konteks. Dengan<br />

menyadari hal ini kita akan lebih arif dalam menawarkan anutan<br />

kita, entah keyakinan, pemikiran, agama, ideologi atau apapun<br />

namanya. Karena kita sadar akan keterbatasan kita dan kerelatifan<br />

pendapat kita. Kitapun tahu diri bahwa kita bukanlah pemegang<br />

sertifikat pemilikan bumi ini dan karena itu kita harus respek terhadap<br />

sesama makhluk Tuhan, apalagi sesama manusia yang mempunyai<br />

hak yang sama untuk hidup di atasnya. Dengan demikian<br />

kita berharap para pemeluk agama apapun akan berusaha untuk<br />

saling membahagiakan dan bukan saling membahayakan, untuk<br />

saling mendatangkan manfaat dan bukan saling mendatangkan<br />

mudarat satu sama lain.<br />

Dalam banyak kasus sekularisme muncul melalui proses yang didorong<br />

oleh civil society, namun ada juga kasus di mana sekularisme lahir<br />

atas dorongan negara seperti kasus Turki. Bagaimana Anda memandang<br />

hal ini?<br />

Kasus seperti ini, seperti disinggung di awal, tentu saja tidak<br />

lepas dari faktor kesejarahan masing-masing. Sejarah kelahiran Republik<br />

Turki yang ketat menganut nilai-nilai sekularisme sangat<br />

terkait dengan pengalaman rakyat Turki yang hidup berabad-abad<br />

di bawah dinasti kekhilafahan Turki Usmani yang pada akhirnya<br />

dijuluki sebagai “si sakit-sakitan” dari Benua Eropa, yang tidak<br />

berdaya menghadapi kebangkitan kerajaan-kerajaan Eropa yang se-<br />

392<br />

– <strong>Membela</strong> <strong>Kebebasan</strong> <strong>Beragama</strong> (Buku 1)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!