12.12.2012 Views

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sistem surveilans yang baik seharusnya sesuai dengan atribut-<br />

atribut sistem surveilans. Atribut-atribut sistem surveilans meliputi 26<br />

:<br />

(1) Kesederhanaan (kesederhanaan dalam struktur dan kemudahan<br />

pengoperasionalnya, sistem surveilans sebaiknya dirancang<br />

sesederhana mungkin, namun masih dapat mencapai tujuan yang<br />

diinginkan); (2) Fleksibilitas. Sistem surveilans dapat menyesuaikan<br />

dengan perubahan informasi yang dibutuhkan atau situasi pelaksanaan<br />

tanpa disertai peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, dana,<br />

waktu dan tenaga; (3) Akseptabilitas, mencakup kemauan seseorang<br />

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem surveilans<br />

untuk menyediakan data yang akurat, konsisten, lengkap, dan tepat<br />

waktu; (4) Sensitivitas. Sensitivitas sistem surveilans dapat dilihat<br />

pada dua tingkat yaitu pada tingkat pengumpulan data dan proporsi<br />

kasus dari suatu penyakit atau masalah kesehatan yang dideteksi oleh<br />

sistem surveilans; (5) Nilai prediktif positif merupakan proporsi dari<br />

populasi yang diidentifikasikan sebagai kasus oleh suatu sistem<br />

surveilans dan kenyataanya memang kasus; (6) Kerepresentatifan.<br />

Suatu sistem surveilans yang representatif akan mengambarkan secara<br />

akurat kejadian suatu peristiwa kesehatan dalam periode waktu<br />

tertentu, distribusi peristiwa tersebut dalam masyarakat menurut<br />

tempat dan orang, kerepresentatifan dinilai dengan membandingkan<br />

karakteristik dari kejadian-kejadian yang dilaporkan dengan semua<br />

kejadian yang ada; dan (7) Ketepatan waktu yang menggambarkan<br />

kecepatan atau keterlambatan di antara langkah-langkah dalam suatu<br />

26 Departemen <strong>Kesehatan</strong> RI., (1997), Pedoman untuk menilai sistem surveilans, Badan Penelitian dan<br />

Pengembangan <strong>Kesehatan</strong>, Jakarta.<br />

95

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!