12.12.2012 Views

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

Desentralisasi Kesehatan 2007_FIX_TYO-1.pdf - Kebijakan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

24<br />

hanya bisa menyerap sebesar 46,3%. Daerah Khusus Ibukota (DKI)<br />

Jakarta sebagai daerah yang berada di pemerintah pusat hanya<br />

menyerap 52,5%. Kalimantan Timur menyerap 62,4%. Sulawesi Utara<br />

menyerap paling tinggi sebesar 94,8%, disusul oleh Jawa Timur<br />

sebesar 91,9%.<br />

Sementara itu, tahun <strong>2007</strong> terjadi apa yang disebut sebagai<br />

masalah besar anggaran pemerintah pusat akibat pemotongan berbagai<br />

program pemerintah pusat. Pemotongan ini disebabkan berbagai<br />

faktor yang kompleks. Salah satu masalah besar adalah kekurangan<br />

dana untuk pelayanan gakin. Dikhawatirkan penyerapan anggaran<br />

kesehatan pemerintah pusat masih belum membaik. Problem di tahun<br />

<strong>2007</strong> terulang di tahun 2008. Akibat tekanan harga minyak,<br />

pemerintah pusat kesulitan untuk merealisasikan APBN. Sampai pada<br />

bulan April 2008 terjadi stagnasi mekanisme penyaluran dana<br />

pemerintah pusat ke daerah. APBN belum efektif.<br />

Perkembangan dana-dana kesehatan yang tergolong<br />

desentralisasi yaitu DAK juga meningkat tajam (lihat Gambar 1.1.3).<br />

Akan tetapi, di DAK timbul berbagai permasalahan karena adanya<br />

pembatasan penggunaan fasilitas fisik dan peralatan. Ketidakcocokkan<br />

antara apa yang dibutuhkan daerah dengan spesifikasi pusat menjadi<br />

titik rawan DAK. Ada kemungkinan anggaran DAK menjadi bahan<br />

kolusi dalam pembelian peralatan dengan spesifikasi tertentu di<br />

pemerintah pusat.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!